Ketika anak-anak
mejuarai kompetisi atau lomba-lomba, guru dan orang tua bangga.
Bangga memiliki anak dan murid seperti itu. Dan kita menganggap bahwa
kebahagiaan mereka adalah dengan cara memenangkan lomba-lomba dan
kompetisi. Kita buat spanduk besar untuk menyambut kemenangannya di
pintu gerbang sekolah, di brosur-brosur sekolah yang dibuat, kita
masukkan kemenangan itu sebagai kemenangan sekolah, bahkan hingga di
koranpun kita berani membayar halaman untuk mengumumkan ini ke media.
Setiap orang yang kita kenal, di manapun bertemu akan kita sampaikan
berita kemenangan itu.
Namun, Kita sebagai
orang dewasa kadang terlalu memaksakan pa atng menjadi kehendak kita
pada anak-anak. Kita kadang lupa bahwa mereka adalah anak-anak dan
belum pernah melewati masa dewasa, tapi kita adalah orang dewasa yang
sudah pernah mengalami masa seperti masa mereka sekarang. Kita lupa.
Kita menganggap apa yang kita pikirkan dapat dipahami oleh mereka.
Kita memaksa mereka untuk memahami mereka, padahal seharusnya kitalah
yang memahami mereka.
Yang
anak-anak butuhkan sebenarnya adalah kesempatan untuk bereksplorasi
dan bermain bebas tanpa ada tekanan dari orang dewasa di sekitarnya.
Bermain bebas di sini maknanya bukan bermain software game tapi
bermain bebas di alam sepeti memancing, bermain kelereng, bermain
layang-layang, menjelajah, memanjat. Mereka ingin mengekplorasi dan
bermain tanpa ada banyak intervensi dan dari orang dewasa.
Bahagiakanlah mereka dengan bermain bersama dan tidak telalu banyak
membuat aturan-aturan yang mengekang kreatifitas mereka dalam
mengeksplor lingkungannya.
Pertanyaannya
sekarang. Lebih sering mana, sekolah membahagiakan mereka dengan
bermain bebas dan eksplorasi lingkungan atau sekolah sibuk
membahagiakan diri sendiri dengan sering menginkutkan anak-anak
mengikurti lomba-lomba dan kompetisi?
Komentar
Posting Komentar