Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

93. Sekolah Tanpa Ambisi (dianggap) Baik

Sekolah Tanpa Ambisi, .... Beberapa hari lalu, seorang wali murid Sekolah Sahabat Alam posting di fb tentang respon beliau pada pementasan drama siswa Sahabat Alam dalam rangka menggalang dana untuk Palestina. Saya copas di bawah ini statusnya. ============= Pelajaran dasarnya Bahasa Indonesia disisipi pelajaran sejarah, kesenian, PPKn, sosial dan budaya, nasionalisme de el el (pelajaran zaman saya) yang tidak diketahui siswa tapi menjadi target para gurunya : Siswanya tahu sejarah, mampu berbahasa dengan baik (dialog) dan puisi, mampu mengenal karakter para tokoh, membangun kepercayaan diri, membangun kebersamaan dan kekompakan, tahu cara menulis karya;  de el el Hasil akhir : kepedulian dan nilai-nilai kemanusiaan. acara Sahabat Alam Untuk Palestina seluruh hasilnya didonasikan untuk kemanusiaan; >> sekolah tanpa seragam, sekolah tanpa PR, sekolah tanpa ambisi "dianggap baik" ditangan guru-guru kreatif, pelajaran itu menjadi mudah #CatatanSaya ==

92. Orang Tua Pilihan

Mereka Manusia Pilihan Pagi ini, saya melanjutkan perjalanan saya dari Palangka Raya menuju Surabaya. Di ruang tunggu keberangkatan bandara Cilik Riwut, terdapat rombongan keluarga dengan seorang anaknya yang down syndrome. Rombongan ini terdiri dari sekitar 5 orang dewasa, 3 anak-anak dan yang salah satunya adalah yang down sydnrome. Ternyata, mereka berada di pesawat yang sama dengan saya, dan juga mereka duduk persis 1 kursi di depan saya. Sepanjang perjalanan, sejak boarding, anak ini mulai tantrum. Berbagai cara dilakukan oleh keluarganya untuk menenangkan. Mulai dari memberi kursi di pinggir jendela, membelikan makanan, mengganti yang mendampinginya hingga memberikan hape yang kemudian  karena volume terlalu keras, hapr itu dimatikan lagi oleh keluarganya, mungkin karena takut akan mengganggu penumpang lainnya. Menjadi keluarga anak-anak down syndrome bukanlah perkara mudah. Karena keterbatasan kognitif anak-anak ini, maka banyak hal menjadi sulit. Komuniasi menjadi salah sa