Ada kutipan sebuah artikel :
Anak-anak hasil didikan tanpa “jangan” berisiko tidak punya “sense of
syariah” dan keterikatan hukum. Mereka akan sangat tidak peduli melihat
kemaksiyatan bertebaran karena dalam hatinya berkata “itu pilihan
mereka, saya tidak demikian”. Mereka bungkam melihat penistaan agama
karena otaknya berbunyi “mereka memang begitu, yang penting saya tidak
melakukannya”.
Tulisan ini sebenarnya ingin mengkritisi tentang pengasuhan yang katanya melarang kata Jangan. Meskipun selama saya mengikuti berbagai macam seminar tentang pengasuhan, belum ada yang melarang penggunaan kata JANGAN. Saya melihat ini berangkat dari satu penafsiaran yang ekstrem di sebelah kanan dan satu lagi ekstrem di sebelah kiri.
Sebenarnya ini bisa didudukkan dengan jelas kapan penggunaan kata JANGAN, bukan melarangnya ataupun mentolerirnya dengan sering berkata JANGAN.
Kalau menurut pendapat saya, baik sebagai pendidik maupun sebagai ayah dari anak-anak saya, kata JANGAN masih diperlukan, namun bukan berarti kita dengan mudah mengumbar kata-kata tersebut. Sebagai info, bahwa dalam satu hari anak-anak 4 x lebih banyak mendapatkan kata negatif, larangan dan labeling dari orang sekitarnya daripada apresiasi dan kata positif. Saya tidak akan menggunakan teori-teori dalam membahas dampak ini. Kita gunakan rasa dan nurani kita. Apa yang kita rasakan sebagai manusia dewasa jika atasan kita banyak melarang dan memberikan labeling negatif pada kita ? Saya yakin, kita akan merasa tidak nyaman dengan perlakuan tersebut, begitu juga yang dirasakan anak-anak kita.
Ada beberapa hal yang dapat ditolerir penggunaan kata JANGAN. Dari beberapa referensi, saya mendapatkan beberapa hal, yaitu ketika anak dalam keadaan yang membahayakan nyawanya seperti bermain colokan listrik, bermain-main dengan pisau atau berusaha memakan cairan yang berbahaya misalkan. Maka kita sebagai orang dewasa perlu memberikan penegasan dengan berkata, "AWAS", "JANGAN DIMINUM !". Tentu saja, ini tak selesai sampai sini saja. Perlu ada proses dialog pasca berkata "JANGAN". Anak perlu diajak dialog tentang cairan berbahaya tersebut, perlu diajak bicara bagaimana menggunakan pisau dengan benar atau bagaimana menggunakan colokan listrik. Proses berkata "JANGAN" adalah proses darurat, bukan akhir dari segalanya.
Nah bagaimana dengan masalah aqidah ? Jelas di surah Lukman,
kata "jangan" tentu tetap diiringi kata2 yang baik dan penjelasan..
sebagaimana Luqman berkata pada anaknya.. "yaa bunayya.." (wahai
anakku)--> ini kata2 yang baik.. | "laa tusyrik billah.." (Jangan
kamu menyekutukan Allah)---> Larangan dg menggunakan kata "jangan" |
"Inna syirka lazhulmun 'azhiim" (sesungguhnya kesyirikan itu adalah
benar2 kezaliman yang besar)---> ini penjelasan tentang larangan itu|
wallahua'lam (ini saya dapat dari saudara di FB).
Jadi, untuk yang bersifat aqidah (urgent) saja masih ada proses dialog dan penjelasan, apalagi dalam urusan yang sepele-sepele seperti jangan lari, jangan tidur malam dll.
Jadi, untuk yang bersifat aqidah (urgent) saja masih ada proses dialog dan penjelasan, apalagi dalam urusan yang sepele-sepele seperti jangan lari, jangan tidur malam dll.
Nah, namun yang sering kita lakukan baik sebagai ayah maupun guru adalah banyak menggunakan kata JANGAN di banyak hal, bahkan bukan pada hal yang substantif atau bahkan pada hal-hal yang bersifat sepele. Ketika ada anak berlari, kita berkata "Jangan lari, nanti jatuh." , padahal ada padanan kalimat positif untuk itu, "Maaf, silahkan berjalan.".
"Tidurnya jangan malam-malam, besok sekolah," padahal maksud kita adalah agar anak tidur jam 7 atau jam 8 . Kita bisa bikin kesepakatan dengan anak, jam berapa harusnya tidur, kapan mereka bermain dan kapan mereka mandi serta makan. Ketika kita bikin kesepakatan bersama, banyak hal akan didapat anak, minimal proses dialof dan berpikir. Dan sebenarnya ini proses musyawarah dalam Islam kan ? Bagaimana ketika mereka melanggar kesepakatan ini ? Kita akan berkata, "Maaf, sesuai kesepakatan jam berapa abang harus tidur?", tanpa ada kalimat negatif. "Jangan tidur malam-malam !"
Baik, ini hanya sekedar berbagi tentang pengasuhan. Kita bisa gunakan ini jika bersepakat, dan tinggalkan ini jika memang kurang sesuai dengan pandangan kita.
Komentar
Posting Komentar