Langsung ke konten utama

46. Bunda, Aku Ingin Menikah Lebih dari 1 Istri

Malam itu, seperti malam-malam biasanya di Surabaya ketika bulan Oktober. Panas, bahkan kipas angin seakan hanya memutar udara panas yang ada di ruang keluarga rumah kontrakan di Kedung Tarukan Surabaya. Tak perlu olahraga berat untuk berkeringat. Tidurpun satu keluarga ini berkeringat.
Di saat merasakan udara yang tak pernah dirasakan di Palangka Raya, Frida melihat anak keduanya yang berusia 7 tahun sedang mendongakkan kepalanya, melihat langit-langit rumah. Tampak termenung dan sepertinya ada sesuatu yang sedang dipikirkan. Memang, Qawam ini unik. Sering termenung dan memikirkan sesuatu. Jikapun ditanya, biasanya jawabannya pun di luar mainstream. Idenya, lintasan pikirannya kadang menggoda ayah bundanya untuk tertawa renyah.
“Qawwam, ada apa nak, kok lihat atap rumah ? Ada yang dipikirkan ? “ tanya bunda Qawam penasaran.
“Ada sich bun “ jawab Qawam dengan memutar bola matanya dan tetap mendongakkan kepala ke arah langit-langit rumah.
“Gini bun. Kalau menurut bunda bagaiamana kalau aku nanti ketika besar nikah dengan 3 atau 4 perempuan ?” lanjut Qawwam dengan intonasi yang datar.
Glek.... Ayah dan Bunda tercengang. Membelalakkan mata. Menelan ludah. Mengganti posisi duduk mendengar pertanyaan ini. Benar memang dugaan kedua orang tua ini. Pasti ada sesuatu yang di luar mainstream yang dipikirkannya.Tapi ini memang lebih mengejutkan.  Mereka menduga pertanyaan ini mungkin masih berhubungan dengan ungkapan perasaannya beberapa sebelumnya.  Ungkapan perasaan menyesal menjadi orang tampan. “Bunda, aku nyesel jadi orang ganteng. Terlalu banyak perempuan di tempat ngaji yang suka ama aku dan abang” begitu kata Qawwam beberapa hari lalu. Dan itupun bercerita dengan nada seperti menyesal setelah kehilangan uang yang banyak. Intonasinya, nadanya persis seperti orang yang menyesal. Bukan sebagai guyonan. Tapi memang benar-benar menyesal. Oh hai anak ini.
Begitu juga malam ini. Pertanyaannya benar-benar serius. Bukan untuk becanda. Dia memang bertanya dengan serius. Bisa dilihat dari bola mata dan intonasi suaranya bahwa Qawam tidak sedang main-main. Sempat bunda terdiam beberapa saat. Kaget dan ingin tertawa mendengar pertanyaan ini. Namun ditahannya, tak diperlihatkannya di depan Qawwam. Takut nantinya Qawwam malah menarik diri dan tak menceritakan mengapa dia punya pikiran seperti itu.
“Mengapa kamu berpikiran seperti itu wam ? “ tanya Frida sambil menahan tawanya.
“Gini bun, kalau aku punya 3 istri kan, yang pertama kusuruh ngurus anak-anakku. Yang kedua nanti bantuin beres-beres rumah. Nah yang ketiga dan keempat cari uang bun.” Jawab Qawwam dengan ekspresi dan mimik muka yang menggemaskan.
“Terus, kamu ngapain Wam ? ” tanya Frida lagi.
“Ya aku kerja juga, aku juga bersih-bersih rumah dan aku juga ngurus anak-anakku juga bun,” begitu jawabnya dengan muka bahagia karena bisa menjelaskan rencananya dengan detail.
“Aku juga ingin punya anak yang banyak bun.” Lanjutnya
“Terus Wam, kamu dapat dapat ide dari mana untuk nikah lebih dari satu istri ? Kan ayah juga istrinya cuma bunda aja wam .” tanya Frida lagi pada anak keduanya.
“Bunda ingat cerita nabi Ibrahim ? “ tanya Qawwam
“Nabi Ibrahim kan awalnya istrinya Cuma satu bun. Terus karena gak punya anak, diperintah ama Allah untuk menikah lagi kan. Istri keduanya kan Hajar namanya, ibunya nabi Ismail yang mau disembelih ama nabi Ibrahim pas usianya 12 tahun kan. Terus setelah itu, nabi Ibrahim punya anak lagi kan dari istri pertamanya. Nama anaknya siapa bun ?”
“Ishaq.” Jawab Frida singkat
“Iya aku ingat sekarang. Ishaq namanya. Sama-sama nabi kan kayak nabi Ismail dan ayahnya (Nabi Ibrahim). Betul kan aku.” Kata Qawwam dengan pasti
Malam ini ayah dan bunda benar-benar takjub dengan apa yang ada di lintasan pikiran anak usia 7 tahun. Dan ini juga membuat semakin mantap kedua orang tua ini untuk tetap menjadikan sekolah rumah sebagai pilihan belajar untuk Qassam dan Qawwam. Banyak hal ternyata yang didapat anak-anak ini dengan membaca berkeliling di beberapa perpustakaan yang ada di Surabaya atau kadang membaca beberapa halaman buku cerita yang ada akan dipilihnya di toko buku, meski kadang buku-buku itu tak terbeli.
Namun tetap bahwa ada yang perlu diluruskan pada anak ini ada beberapa hal yang kurang tepat. Jangan sampai terbawa ke alam bawah sadarnya sebelum dia menutup mata untuk tidur malam ini.
“Wam, benar bagi laki-laki menikah itu boleh lebih dari 1. Bahkan sampai 4. Tapi wam, istri bukan untuk disuruh-suruh kerja wam.” Kata Frida pada Qawwam
“Tapi, bunda juga kerja, kadang ayah juga dikasi Bunda uang untuk beli-beli .” jawab Qawwam
“Iya wam. Tetap aja, tanggung jawab pertama itu laki-laki yang kerja. Kalo perempuan kerja itu gak wajib. Ayah wajib ngasi uang (nafkah) ke bunda, tapi kalo bunda ngasi uang ke bunda itu sedekah wam.”  Lanjut ayah.
“Tanya ayah wam kenapa ayah istrinya kok Cuma bunda .” goda Frida ke Qawwam
‘kenapa yah, ayah kok Cuma nikah 1 orang saja ?” tanya Qawwam serius
“Wam, punya istri 1 aja ayah sudah kerepotan wam apalagi kalo 2. Apalagi kalo 4. Wah repot wam ha ha ha .” jawab ayah tak serius
“Begini  Wam benernya, kita nikah lebih dari satu itu juga harus adil wam. Gak boleh sayangnya ke satu atau dua orang istri saja. Coba lihat nabi Ibrahim. Sayangnya kan ke Hajar dan Sarah.Nah, ayah kayaknya belum bisa seperti Ibrahim Wam “ lanjut ayah sebelum akhirnya Qawwam menutup matanya untuk tidur di malam yang panas ini.
Tak ada kesimpulan atau sanggahan lagi dari Qawwam setelah itu, karena matanya sudah tak kuat lagi untuk dibuka. Dia tertidur mungkin dengan membawa segala macam pikiran dan kesimpulan percakapan malam ini.


Surabaya, 20 November 2015
Rizqi Tajuddin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15. Tentang Tim Penagak Disiplin Sekolah

Di beberapa sekolah ada Tim yang bertugas untuk menegakkan disiplin di lingkungan sekolah. Biasanya, tim ini dipilih oleh guru dari beberapa siswa yang memiliki kriteria tertentu. Bisa karena perilakunya yang baik, menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dan lain sebagainya. Tugas dari tim ini bermacam-macam, masing-masing sekolah memiliki perbedaan. Ada yang bertugas mencatat kesalahan yang dilakukan siswa, menegur siswa yang masbuk dalam shalat, yang bermain-main dalam shalat,ada juga yang hanya tugasnya memotivasi anak lain atau menjadi model bagi anak lain. Disiplin bagi anak bukanlah perkara membalik telapak tangan. Displin bagi anak adalah proses jangka panjang yang dipengaruhi banyak faktor. Rumah, sekolah, lingkungan, teman dan banyak hal lain yang bisa mempengaruhi perilaku anak. Kalau sekarang, mungkin TV, gadget dan game perlu dimasukkan dalam hal yang mempengaruhi anak.Bahkan, benda-benda itu kadang lebih dominan dalam mempengaruhi perilaku anak dibandingkan orang t

97. Saatnya Kita Berbenah

Mengapa Masih Terjadi Kekerasan dalam Sekolah Saya menulis ini bukan ingin menunjuk dan menyalahkan pihak-pihak yang berada sebagai stake holder. Tapi ini murni agar kita bisa refleksi dan memperbaiki ini semua. Saya melihat, ada 4 hal yang harusnya menjadi perhatian. Pertama, msalah pola asuh Bahwa tak bisa dipungkiri, bahwa sudah sangat banyak yang penelitian yang menyimpulkan bahwa pola asuh sangat berhubungan dengan perilaku manusia. Anak yang diasuh dengan pengasuhan yang patut akan tumbuh dengan jiwa yang lebih sehat, sebaliknya dengan anak yamg diasuh dengan keras dan pengabaian memyebabkan anak lebih rapuh. Bisa cenderung pasif, bisa pula sangat agresif. Dan sayangnya, masalah utama ini belum menjadi perhatian serius kita. Hampir tak ada kurikulum kita yang menyiapkan anak untuk menjadi orang tua. Begitu juga di sekolah, tak banyak sekolah yang mengadakan parenting secara rutin. Kedua, masalah pengetahuan guru tentang ilmu anak, jiwa dan keguruan. Masih ada guru-gu

16. Rapor Deskripsi

Rapor deskripsi sebenarnya sudah mulai sejak 2006. Sejak diperlakukan kurikulum 2006 seharusnya rapor sudah dalam bentuk deskripsi. Namun, sedikit sekali sekolah yang menerapkan rapor deskripsi sejak tahun 2006. Banyak hal mengapa belum diterapkan. Salah satunya adalah kesulitan dalam membuatnya. Perlu energi ekstra dan pelatihan dan evaluasi yang terus menerus. Proses edit dari kepala sekolah atau wakil sekolah dalam hal tata bahasa dan kepatutan juga menjadi hal yang penting. Saya ingin berbagi mengenai rapor deskripsi yang telah kami lakukan di Sahabat Alam. Rapor deskripsi ini kami bikin sejak awal sekolah ini berdiri tahun 2010. Dan terus mengalami perbaikan setiap semester. Di tulisan ini saya akan berbagi sedikit tentang apa yang dilakukan di Sahabat ALam Palangka Raya. Tentu masih banyak juga kekurangan yang kami lakukan. Silahkan beri masukan tulisan ini. Selamat menikmati 1. Rapor harusnya menggambarkan secara gamblang bagaimana kondisi capaian anak. Jadi ketika orang t