Sulit mengatakan bahwa keturunan China itu minoritas.
Karena jumlahnya hampir sama dengan suku Banjar, jauh lebih tinggi dibanding suku-suku terluar di Indonesia bahkan lebih tinggi dari keturunan India.
Keturunan C
Ayo Jadi Indonesia sesungguhnya
Sulit mengatakan bahwa keturunan China itu minoritas.
Karena jumlahnya hampir sama dengan suku Banjar, jauh lebih tinggi dibanding suku-suku terluar di Indonesia bahkan lebih tinggi dari keturunan India.
Keturunan China juga menguasai ekonomi Indonesia.
Yang perlu kita bantu itu suku-suku yang benar-benar minoritas . Baik dari jumlah, penguasaan ekonomi, kesempatan pendidikan yang baik, dan kesejahteraan.
Jika merasa dibuat tidak adil karena sering diteriakin "cina loe", yakinlah bukan hanya kalian yang dibegitukan.
Suku-suku lain juga sering menjadi korban rasis seperti itu. Bahkan suku Jawa yang mayoritas.
Saya pernah nonton Arema vs Persib di Bandung tahun 97, teriakan "Jawa Jawa Jawa!" Itu menggema di stadion Bandung setiap pemain Arema memegang bola.
Begitu juga sebaliknya.
Teriakan "Dasar Batak loe" juga pernah saya dengar ketika kuliah di Depok.
Begitu juga ketika saya SMA, turun dari stasiun Gambir, dimaki sopir taksi dengan kata "Arab pelit loe" karena saya menolak tawaran mereka, padahal saya bukan keturunan Arab mungkin wajah saja yang mirip.
Begitu juga cerita dari seorang teman yang bekerja di sebuah hotel besar di Prigen, gajinya lebih kecil dari bawahannya hanya karena bawahannya sesuku dengan pemilik hotel. Tanpa saya beritahupun, kita juga tahu keturunan apa pemilik hotel itu. Begitu juga sikapnya pada pegawai "pribumi" yang cenderung merendahkan. Ini fakta bukan dongeng.
Jadi begini saudara, semua kita ini pernah merasakan dibedakan. Pernah jadi korban, pernah pula mungkin jadi pelaku rasis, minimal membiarkan hal itu terjadi di perusahaan kita atau lingkungan kita.
Mungkin perlu sejak sekarang STOP playing Victim bahwa Suku kita adalah korban rasis paling menderita sedunia. Sikap itu tak membangun Indonesia, karena sikap seperti ini seakan-akan menunjuk bahwa suku lain adalah pelaku rasis yang ganas.
Yakinlah bahwa Indonesia itu dibangun dengan kelapangan hati, kebesaran jiwa, saling memahami, saling memaafkan dan kontribusi kita pada negeri ini.
Jadikan Indonesia sebagai ayah kandung kita, bukan ayah angkat kita. Meskipun saya masih suka nonton film Amir Khan dan makan roti prata dan kari kambing, di dada saya tetap akan ada merah putih dan Indonesia tetap ayah kandung saya, toh saya juga makan pecel dan nonton Laskar Pelangi. Dan saya takkan lari ke Singapura ketika negeri ini bergejolak.
Tumapel pagi, Bangil-Sidoarjo 22 April 2017
#BabahAca
hina juga menguasai ekonomi Indonesia. #BabahAca
Yang perlu kita bantu itu suku-suku yang benar-benar minoritas . Baik dari jumlah, penguasaan ekonomi, kesempatan pendidikan yang baik, dan kesejahteraan.
Jika merasa dibuat tidak adil karena sering diteriakin "cina loe", yakinlah bukan hanya kalian yang dibegitukan.
Suku-suku lain juga sering menjadi korban rasis seperti itu. Bahkan suku Jawa yang mayoritas.
Saya pernah nonton Arema vs Persib di Bandung tahun 97, teriakan "Jawa Jawa Jawa!" Itu menggema di stadion Bandung setiap pemain Arema memegang bola.
Begitu juga sebaliknya.
Teriakan "Dasar Batak loe" juga pernah saya dengar ketika kuliah di Depok.
Begitu juga ketika saya SMA, turun dari stasiun Gambir, dimaki sopir taksi dengan kata "Arab pelit loe" karena saya menolak tawaran mereka, padahal saya bukan keturunan Arab mungkin wajah saja yang mirip.
Begitu juga cerita dari seorang teman yang bekerja di sebuah hotel besar di Prigen, gajinya lebih kecil dari bawahannya hanya karena bawahannya sesuku dengan pemilik hotel. Tanpa saya beritahupun, kita juga tahu keturunan apa pemilik hotel itu. Begitu juga sikapnya pada pegawai "pribumi" yang cenderung merendahkan. Ini fakta bukan dongeng.
Jadi begini saudara, semua kita ini pernah merasakan dibedakan. Pernah jadi korban, pernah pula mungkin jadi pelaku rasis, minimal membiarkan hal itu terjadi di perusahaan kita atau lingkungan kita.
Mungkin perlu sejak sekarang STOP playing Victim bahwa Suku kita adalah korban rasis paling menderita sedunia. Sikap itu tak membangun Indonesia, karena sikap seperti ini seakan-akan menunjuk bahwa suku lain adalah pelaku rasis yang ganas.
Yakinlah bahwa Indonesia itu dibangun dengan kelapangan hati, kebesaran jiwa, saling memahami, saling memaafkan dan kontribusi kita pada negeri ini.
Jadikan Indonesia sebagai ayah kandung kita, bukan ayah angkat kita. Meskipun saya masih suka nonton film Amir Khan dan makan roti prata dan kari kambing, di dada saya tetap akan ada merah putih dan Indonesia tetap ayah kandung saya, toh saya juga makan pecel dan nonton Laskar Pelangi. Dan saya takkan lari ke Singapura ketika negeri ini bergejolak.
Tumapel pagi, Bangil-Sidoarjo 22 April 2017
#BabahAca
#BabahAca
Komentar
Posting Komentar