Langsung ke konten utama

62. Qawwam & Surga

Pagi ini udara terasa sejuk sekali. Tidak dingin, tapi panaspun tak terasa. Beberapa burung terdengar berkicau di luar rumah. Sepertinya mereka berterbangan ke sana kemari, dari satu pohon ke pohon lainnya. Mereka seakan menikmati suasana pagi ini.
Mungkin rasa itu yang ada juga dalam isi otak Qawwam (8 tahun) pagi ini. Pikirannnya terbang ke sana kemari, pindah dari satu "pohon" ke "pohon" lainnya. Bunda merasakan itu, karena melihat bola mata Qawwam yang berputar-putar meski ada sepiring nasi rawon kesukaannya di depannya. 

"Wam, sepertinya ada sesuatu di pikiranmu ya ? "
"Hmm iya bunda. Bunda kok tahu ?"
"Karena bola matamu berputar-putar wam. Biasanya, ada sesuatu yang "mengganggu" pikiranmu."
" Iya bun. Apakah hanya muslim yang masuk surga bun ?"

Ahhhh Qawwam ini memang "aneh". Sejak kecil (sekarang juga masih kecil sich :D) dia sering bertanya sesuatu yang mengagetkan kami, atau sering juga berbicara dengan kosakata yang gak umum pada anak seusianya.
Beberapa hari sebelumnya dia juga meyakinkan abangnya bahwa gak semua daerah di bumi ini aman dan sehat, salah satunya adalah Hiroshima di Jepang yang kata Qawwam terkena bom atom Amerika Serikat.

"Kamu sudah nanya ayahmu nak?"
"Sudah sih, tapi aku belum puas dengan jawaban ayah"
"Emang apa jawaban ayah ?"
"Hanya muslim yang baik yang masuk surga. Karena Allah dan rasul ngomong (red. berkata) seperti itu"
"Terus, apa yang membuatmu gak puas "
"Hmmm... Kalau orangnya baik, tapi dia belum tahu Islam, nah masuk surga gak ?"
"Menurutmu wam ?"
"Menurutku masuk surga, kan dia gak salah, dia belum tahu ."
"Ya bisa jadi, kalau Allah ridho nak."
"Jadi kesimpulannya yang masuk surga itu orang islam, orang baik yang belum tahu Islam dan ridho Allah. Tapi, gimana tahunya ridho Allah ya ?"
Bunda speechless mendengar kesimpulan dan kata-kata Qawwam ini, yang membuat Bunda mengatakan, "Wam, bunda cuci piring dulu ya ." dan kabur menuju dapur.

Hmm sejuknya udara pagi ini tiba-tiba saja menghilang dan berganti panas dingin di tubuh bunda. Keringat mulai mengalir di dahi. Bukan hanya karena karena akibat mencuci piring, tapi karena  masih ada kalimat-kalimat Qawwam yang menari-nari di kepala bunda. Tapi ini juga kebahagiaan karena Bunda merasa mendapat rejeki sebuah momentum emas dalam menjelaskan tentang aqidah pada anak.

"Bang, sepertinya abang perlu  ngomong ke Qawwam, melanjutkan pembicaraan yang  kuceritakan barusan." kata istri selepas bercerita


Di saat bunda memandikan Gaza, dan Qawwam sedang akan menjemur pakainnya, ayah mendekati Qawwam dan bertanya,
"Jadi wam, siapa saja yang masuk surga?"
"hmm, ayah dikasi tahu bunda ya ? hmm, ya muslim dan orang baik yang belum tahu Islam."
"Bagaimana orang sekarang tahu Islam Wam ?"
"Ya kita kasi tahu yah."
"Ada lagi gak caranya ?"
"dari buku, dari internet dan mungkin dari berita"
"Mungkin gak ada orang yang gak bisa dapat itu ?"
"Ada,mungkin yah, orang-orang di hutan atau di pedalaman."
"Ya. Benar kamu wam. Jadi mereka bisa masuk surga ?"
"Bisa, kalo memang mereka gak pernah dengar Islam tapi baik dan dapat ridho Allah,"

----------
+ ini adalah masalah Aqidah atau keimanan, dan inilah yang kami yakini kebenarannya. 
+ Momentum emas masalah aqidah, dan harus kita jadikan sebagai kesempatan emas memasukkan value aqidah atau iman menurut apa yang kita yakini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15. Tentang Tim Penagak Disiplin Sekolah

Di beberapa sekolah ada Tim yang bertugas untuk menegakkan disiplin di lingkungan sekolah. Biasanya, tim ini dipilih oleh guru dari beberapa siswa yang memiliki kriteria tertentu. Bisa karena perilakunya yang baik, menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dan lain sebagainya. Tugas dari tim ini bermacam-macam, masing-masing sekolah memiliki perbedaan. Ada yang bertugas mencatat kesalahan yang dilakukan siswa, menegur siswa yang masbuk dalam shalat, yang bermain-main dalam shalat,ada juga yang hanya tugasnya memotivasi anak lain atau menjadi model bagi anak lain. Disiplin bagi anak bukanlah perkara membalik telapak tangan. Displin bagi anak adalah proses jangka panjang yang dipengaruhi banyak faktor. Rumah, sekolah, lingkungan, teman dan banyak hal lain yang bisa mempengaruhi perilaku anak. Kalau sekarang, mungkin TV, gadget dan game perlu dimasukkan dalam hal yang mempengaruhi anak.Bahkan, benda-benda itu kadang lebih dominan dalam mempengaruhi perilaku anak dibandingkan orang t

97. Saatnya Kita Berbenah

Mengapa Masih Terjadi Kekerasan dalam Sekolah Saya menulis ini bukan ingin menunjuk dan menyalahkan pihak-pihak yang berada sebagai stake holder. Tapi ini murni agar kita bisa refleksi dan memperbaiki ini semua. Saya melihat, ada 4 hal yang harusnya menjadi perhatian. Pertama, msalah pola asuh Bahwa tak bisa dipungkiri, bahwa sudah sangat banyak yang penelitian yang menyimpulkan bahwa pola asuh sangat berhubungan dengan perilaku manusia. Anak yang diasuh dengan pengasuhan yang patut akan tumbuh dengan jiwa yang lebih sehat, sebaliknya dengan anak yamg diasuh dengan keras dan pengabaian memyebabkan anak lebih rapuh. Bisa cenderung pasif, bisa pula sangat agresif. Dan sayangnya, masalah utama ini belum menjadi perhatian serius kita. Hampir tak ada kurikulum kita yang menyiapkan anak untuk menjadi orang tua. Begitu juga di sekolah, tak banyak sekolah yang mengadakan parenting secara rutin. Kedua, masalah pengetahuan guru tentang ilmu anak, jiwa dan keguruan. Masih ada guru-gu

16. Rapor Deskripsi

Rapor deskripsi sebenarnya sudah mulai sejak 2006. Sejak diperlakukan kurikulum 2006 seharusnya rapor sudah dalam bentuk deskripsi. Namun, sedikit sekali sekolah yang menerapkan rapor deskripsi sejak tahun 2006. Banyak hal mengapa belum diterapkan. Salah satunya adalah kesulitan dalam membuatnya. Perlu energi ekstra dan pelatihan dan evaluasi yang terus menerus. Proses edit dari kepala sekolah atau wakil sekolah dalam hal tata bahasa dan kepatutan juga menjadi hal yang penting. Saya ingin berbagi mengenai rapor deskripsi yang telah kami lakukan di Sahabat Alam. Rapor deskripsi ini kami bikin sejak awal sekolah ini berdiri tahun 2010. Dan terus mengalami perbaikan setiap semester. Di tulisan ini saya akan berbagi sedikit tentang apa yang dilakukan di Sahabat ALam Palangka Raya. Tentu masih banyak juga kekurangan yang kami lakukan. Silahkan beri masukan tulisan ini. Selamat menikmati 1. Rapor harusnya menggambarkan secara gamblang bagaimana kondisi capaian anak. Jadi ketika orang t