Entahlah, setiap ada topik tentang poligami, selalu saja seru untuk dibahas. Seru dalam segala hal di dalamnya.
Termasuk ketika topik ini dibahas berdua saja dengan istri tercinta.
"Aku gak mungkin menentang poligami, karena itu ada di Qur'an. Tapi kau bang, harus dapat menggambarkan bahwa poligami yang akan dijalankan oleh keluarga kita itu indah" katanya berulang kali.
"Haduh, gak sempet mikirin poligami aku. Ngurus satu istri aja reportnya minta ampun, apalagi dua atau tiga ha ha ha" jawabku sekenanya.
Memang, yang sering memancing topik ini di rumah adalah istri dan sering membuatku tersenyum simpul atau mati kutu dengan skak-skak kata-katanya.
Pekan lalu, ketika long week end', banyak sekali yang bisa kami lakukan, termasuk diskusi ke sana kemari dan salah satu diskusinya ya itu tentang poligami juga.
Aku mengatakan bahwa harusnya poligami tidak dilakukan dengan alasan istri pertama belum memberikan kebahagiaan pada sang suami karena menurutku ini egois banget. Karena istri yang belum membahagiakan suami itu, karena memang suami belum bisa ikhlas mencintai diri sang istri, sang suami belum bisa membahagiakan istrinya. Ingat, bahwa suami adalah qawwam bagi keluarganya. Jadi, sebelum dia menuntut anggota keluarganya memberikan kebahagiaan pada dirinya, harusnya dia evaluasi diri. Mengapa istri (dan anak-anaknya) belum ikhlas mencintai dirinya dan membahagiakan dirinya.
Kebahagiaan keluarga itu tergantung besar pada perilaku kepala keluarga dalam membina dan mengasuh anggota keluarganya.
Aku menjelaskan pula bahwa harusnya poligami itu tidak sembunyi-sembunyi. Semua harus clear dan terang benderang. Tak ada yang ditutupi. Meski, tanpa itu juga halal. Tapi bukankah kita ingin halal dan baik ya ? Kalo dengan makanan saja kita punya prinsip seperti itu, apalagi untuk urusan yang lebih penting.
"Aku setuju bang denganmu. Jadi, menurutmu, bagiamana poligami itu harusnya ? " Tanya istri setelah aku menjelaskan panjang lebar.
Aku melanjutkan bahwa harusnya ketika semua anggota keluarga telah bahagia dan siap menerima anggota keluarga baru, maka itu tandanya sudah siap. Atau bahkan, yang mencarikan adalah istri pertama atau anak, dan dilakukan dengan ikhlas. Tanpa ada ganjalan atau kata-kata, "yah, gimana lagi, suamiku pengen nikah lagi. Daripada daripada... Bla Bla bla... "Jawabku serius sekali.
"Jadi, setelah kijelaskan panjang lebar ini, apakah kau yakibahwa poligami itu nanti akan indah ? "
"Ehhmm.... Kayaknya belum yakin" jawabnya
"Mengapa ?"
"Karena kau belum yakin dengan apa yang kau katakan"
"Darimana kau tahu itu ?" Tanyaku
"Dari matamu bang dan mimik wajahmu"
"Masa begitu ?"
" Ya, karena kami di kuliah diajarkan bagaimana mengartikan itu. " Jawabnya sambil tertawa lebar.
______________
- Anda bisa tidak setuju dengan values kami, karena values masing-masing keluarga pasti berbeda.
- poligami bukanlah mainan, tapi keseriusan
- pernikahan pertama adalah kewajiban. Jangan rusak yang wajib dengan yang mubah
- muliakanlah perempuan dengan mengasihi, mencintai dan membahagiakannya tanpa syarat.
KA Penataran, Surabay-Bangil
25 April 2017
#BabahAca
Komentar
Posting Komentar