Langsung ke konten utama

64. Sekolah Kecil itu Banyak Berbenah


Pagi ini sebelum mengakhiri kunjungan di Ponorogo, saya sempatkan mampir ke Sekolah Pelangi Alam. Ingin melihat progres yang sudah dilakukan oleh sekolah ini. Progres dari saran-saran yang saya sampaikan pada kunjungan sebelumnya.
Saya hanya berkata "wow, dahsyat" , karena banyak sekali menurut saya apa yang sudah mereka lakukan. Baik dari fisik, hingga bagaimana guru-gurunya menangani anak.
Ukuran yang saya pakai tentu ukuran sesuai dengan potensi yang mereka miliki tentunya.
Sekolah ini bukanlah sekolah dengan uang yang berlimpah. Bukan sekolah dengan potensi lahan yang luas. Sekolah yang diisi oleh orang-orang sederhana, yang memiliki semangat baja, visi yang kuat dan niat yang ikhlas menghadirkan sekolah yang lebih ramah anak.
Dari fisik, saya melihat keseriusan mereka dalam menghadirkan perpustakaan sederhana dengan jumlah buku yang sederhana pula. Saya tak melihat besarnya, tapi melihat keseriusannya, yang kadang di sekolah-sekolah besar tak dipikirkan, "Tak ada anggaran pak." Padahal, membeli erkon mereka mampu. Tapi di sekolah kecil ini, mereka cukup serius untuk menghadirkan sebuah perpustakaan.
Kran air juga mereka perhatikan. Pimpinan sekolah menceritakan bahwa mereka berniat membuat banyak kran air di dekat kelas, agar siswa mudah cuci kaki dan tangan. Saya menyarankan mereka membeli wastafel Stainles bekas. Tapi sungguh beruntung ada wali murid yang ahli landscape yang akan .embuatkan wastafel itu. Dahsyat kan. Karena tak semua sekolah menganggap hal ini penting.
Ah.. banyak sekali rencana mereka yang dahsyat, dan mereka bikin list itu. Mana yang akan mereka selesaikan terlebih dahulu, karena anggaran yang terbatas.
Oh ya, bahkan ruang laktasipun mereka pikirkan, agar guru lebih nyaman jika mengasuh anaknya.
Bagaimana dengan keadaan lainnya selain fisik ?
Saya melihat beberapa guru yang sudah menyanakan level mata ketika bicara, juga dengan suara yang lembut tanpa perlu dengan volume yang tinggi ketika bicara dengan siswa. Maka tak heran tak terdengar teriakan-teriakan siswa. Damai rasanya berada di sekolah mungil ini.
Bagaimana dengan anak-anaknya ? Foto-foto di bawah ini menggambarkan bagaimana wajah-wajah ceria mereka , mungkin karena diberinya kesempatan untuk eksplore yang "tanpa batas" di sekolah ini. Mungkin juga tak memberi tekanan-tekanan akademis yang gak perlu.  (link foto)
Bukan hanya ceria, tapi bagaimana mereka bisa akrab satu sama lain. Bermain bersama, bergembira bersama. Bukankah menang itu tujuan utama pendidikan ? Yaitu menjadikan kebahagiaan sebagai unsur terpenting di dalamnya.
Kalau saya ingin ibaratkan dengan tempat menginap , dua hari di Ponorogo saya menginap di dua penginapan yang berbeda. Satu berbintang, satu lagi melati. Tapi ternyata yang melati lebih nyaman karena suasana yang dibuat adalah suasana rumah yang teduh, humble dan sederhana. Meski tetap dengan pelayanan yang standar.
Sekolah Pelangi Alam bukanlah sekolah bertabur bintang, tapi sekolah dengan kelas melati yang menebarkan keharuman bagi siapa saja yang berkunjung ke sana . Keharuman yang membuat kedamaian.
Ini jauh lebih penting daripada sekolah yang bertabur bintang di sana sini.
Saya rasa, sekolah seperti inilah yang dicita-citakan oleh Ki Hajar Dewantara. Sekolah yang sibuk berbenah menjadi sekolah yang ramah anak, bukan sekolah yang sibuk dengan aksesoris demi memenuhi ego orang dewasa.
Ponorogo, 2 Mei 2017
Hari Pendidikan Nasional
Rizqi Tajuddin
#BabahAca
-----
Salam hormat untuk Bu Farida Agustina, Dian Aulia Indah, pak Hakim, pak Imam Areyoque dan guru-guru lain serta wali murid dan yayasan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

15. Tentang Tim Penagak Disiplin Sekolah

Di beberapa sekolah ada Tim yang bertugas untuk menegakkan disiplin di lingkungan sekolah. Biasanya, tim ini dipilih oleh guru dari beberapa siswa yang memiliki kriteria tertentu. Bisa karena perilakunya yang baik, menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dan lain sebagainya. Tugas dari tim ini bermacam-macam, masing-masing sekolah memiliki perbedaan. Ada yang bertugas mencatat kesalahan yang dilakukan siswa, menegur siswa yang masbuk dalam shalat, yang bermain-main dalam shalat,ada juga yang hanya tugasnya memotivasi anak lain atau menjadi model bagi anak lain. Disiplin bagi anak bukanlah perkara membalik telapak tangan. Displin bagi anak adalah proses jangka panjang yang dipengaruhi banyak faktor. Rumah, sekolah, lingkungan, teman dan banyak hal lain yang bisa mempengaruhi perilaku anak. Kalau sekarang, mungkin TV, gadget dan game perlu dimasukkan dalam hal yang mempengaruhi anak.Bahkan, benda-benda itu kadang lebih dominan dalam mempengaruhi perilaku anak dibandingkan orang t

97. Saatnya Kita Berbenah

Mengapa Masih Terjadi Kekerasan dalam Sekolah Saya menulis ini bukan ingin menunjuk dan menyalahkan pihak-pihak yang berada sebagai stake holder. Tapi ini murni agar kita bisa refleksi dan memperbaiki ini semua. Saya melihat, ada 4 hal yang harusnya menjadi perhatian. Pertama, msalah pola asuh Bahwa tak bisa dipungkiri, bahwa sudah sangat banyak yang penelitian yang menyimpulkan bahwa pola asuh sangat berhubungan dengan perilaku manusia. Anak yang diasuh dengan pengasuhan yang patut akan tumbuh dengan jiwa yang lebih sehat, sebaliknya dengan anak yamg diasuh dengan keras dan pengabaian memyebabkan anak lebih rapuh. Bisa cenderung pasif, bisa pula sangat agresif. Dan sayangnya, masalah utama ini belum menjadi perhatian serius kita. Hampir tak ada kurikulum kita yang menyiapkan anak untuk menjadi orang tua. Begitu juga di sekolah, tak banyak sekolah yang mengadakan parenting secara rutin. Kedua, masalah pengetahuan guru tentang ilmu anak, jiwa dan keguruan. Masih ada guru-gu

16. Rapor Deskripsi

Rapor deskripsi sebenarnya sudah mulai sejak 2006. Sejak diperlakukan kurikulum 2006 seharusnya rapor sudah dalam bentuk deskripsi. Namun, sedikit sekali sekolah yang menerapkan rapor deskripsi sejak tahun 2006. Banyak hal mengapa belum diterapkan. Salah satunya adalah kesulitan dalam membuatnya. Perlu energi ekstra dan pelatihan dan evaluasi yang terus menerus. Proses edit dari kepala sekolah atau wakil sekolah dalam hal tata bahasa dan kepatutan juga menjadi hal yang penting. Saya ingin berbagi mengenai rapor deskripsi yang telah kami lakukan di Sahabat Alam. Rapor deskripsi ini kami bikin sejak awal sekolah ini berdiri tahun 2010. Dan terus mengalami perbaikan setiap semester. Di tulisan ini saya akan berbagi sedikit tentang apa yang dilakukan di Sahabat ALam Palangka Raya. Tentu masih banyak juga kekurangan yang kami lakukan. Silahkan beri masukan tulisan ini. Selamat menikmati 1. Rapor harusnya menggambarkan secara gamblang bagaimana kondisi capaian anak. Jadi ketika orang t