Langsung ke konten utama

65. Aku Tak Tahu Kapan Mencintaimu

Kapankah aku mencintaimu, duhai istriku ... Aku tak tahu kapan tepatnya rasa cinta itu ada.
Kami menikah tanpa pacaran terlebih dahulu, kami berkenalan di rumah kakak saya. Sederhana sekali, hanya bertukar selembar biodata dan ditemani air putih kemasan. Tak ada tatapan mata yang lama, hanya sesekali kumelihat wajahnya dengan kacamata besar itu. Hanya 5 menit saja kami bertemu, itupun ditemani kakak dan suaminya. bisa baca di sini
Jadi, jika ada yang mengatakan "Aku mencintaimu sejak akad nikah itu", maka kami mengatakan, bahwa kami tidak saling mencintai meski akad nikah sudah berlangsung.
Pernah kutanyakan, "Lalu mengapa kau mau ikut aku ke Aceh ? Meski kau tahu bahwa hidupmu akan susah di sana?"
"Ketika seorang lelaki telah menerima dengan syah perempuan sebagai istrinya, sejak saat itulah ketaatanku padamu kuserahkan, cintaku pada Tuhanku lah yang membuat aku ikut dirimu, bukan karena mencintaimu, karena memang aku belum mencintaimu" jawabnya.
Tegas, tanpa rasa sepertinya. Tapi memang kami ingin jujur dengan itu. Kami tak ingin menutup-nutupi perasaan itu. Kami ingin semua berjalan natural, apa adanya. Bukan pura-pura cinta, tapi ternyata menyimpan bara di tangan.
Jarang sekali di awal-awal menikah kami mengucapkan kata cinta, karena memang rasa itu belum ada. Bahkan hingga beberapa tahun tinggal di Kalimantan (sejak 2008), kami juga belum memiliki rasa cinta yang begitu besar. Mengucapkan rasa cinta, tanpa ada rasa di hati bukanlah sesuatu yang membuat nyaman.
Lalu, apakah sekarang masih sama ? Tidak, sekarang saya sudah benar-benar mencintainya, pun rasa yang sama dirasakan oleh istri. Lalu apa yang membuat kami jatuh cinta ? Tak tahu pasti apa yang menyebabkan, tapi yang pasti rasa itu ada karena peran Tuhan yang memiliki hati ini. Yang Maha membolak-balikkan hati manusia.
Namun, mungkin kami bisa berkisah prosesnya, karena bisa jadi proses itulah yang membuat kami jatuh cinta.
Saya harus akui bahwa sayalah yang pertama jatuh cinta pada dirinya. Saya melihat ketulusan dirinya dalam taat pada suami sebagai wujud kepatuhan pada Tuhannya. Bayangkan, pindah ke beberapa kota tanpa tahu apa yang akan terjadi dengan kehidupan keluarga di rantau, bahkan sebelum ada rasa cinta yang besar. "Hanya" karena kepatuhan pada Tuhannya lah yang membuatnya ikut ke mana saja sang suami berkelana.
Sebelum menikah, dia berpenghasilan yang cukup lumayan sebagai dokter di beberap klinik dan RS. Namun, karena kepatuhannya pada Tuhannya, maka dia mau ikut keinginan suaminya untuk ikut tinggal bersama suami meski melepas banyak rupiah dan hidup sederhana dengan guru swasta berpenghasilan yang sederhana pula. Sesuatu yang sulit bagi sebagian orang. Inilah yang membuat saya jatuh cinta.
Jatuh cinta berikutnya adalah ketika kami kehilangan anak ketiga kami, Tsuara (revolusi) tahun 2013 lalu. Peristiwa ini membuat saya cukup terguncang. Baru 2 tahun, terasa benar-benar ikhlas melepasnya. Dan di waktu-waktu sulit inilah istri menjadi orang yang benar-benar menenangkan diri saya. Berkali-kali saya harus menangis di pelukan istri karena masih terasa berat ditinggalkan Tsaura. Bahkan beberapa kali di dini hari dan dengan tangis yang cukup keras.Cukuplah sentuhan jari-jarinya di kepalaku yang membuatku merasa lebih tenang dan berharga.

Pak Irwan mengatakan bahwa 4 keterampilan yang harus dikuasai oleh anak perempuan. Kemampuan menghebatkan suaminya (seperti Khadijah), menghebatkan ayahnya (seperti Fatimah), menghebatkan anaknya (seperti Maryam) dan menghebatkan masyarakatnya (seperti Asiyah). Dan saya merasakan bahwa istri saya bisa menghebatkan suaminya di saat-saat sang suami merasa terpuruk, dan itu berkali-kali. Saat "konflik" di Aceh dengan beberapa pihak, ketika terpuruk secara ekonomi dan harga diri ketika awal-awal menginjak kaki di bumi Kalimantan dan ketika ditinggal oleh Tsaura. Dan ada beberapa peristiwa penting lain yang membuatku semakin yakin bahwa Tuhan telah memilihnya untukku.
Istri saya bukanlah Khadija, karena saya juga bukan Muhammad. Dia juga punya banyak kekurangan. Begitu juga saya. Kami saling mencintai sekarang bukanlah sesuatu yang instan dan bukannya tanpa konflik sama sekali. Kami pernah beberapa kali konflik bahkan tergolong besar. Kami pernah mengalami masa-masa berat. Cinta itu proses, bukan sebuah hasil. Karena proses, maka akan terus berjalan selama pernikahan itu ada. Dan kami yakin itu.
Semakin berjalan usia pernikahan kami, semkian matang pula kami menghadapi masalah dan menyelesaikan masalah. Kami sekarang berusaha benar-benar untuk menyelesaikan hutang perkembangan yang ada dalam diri kami. Tentu tidak saling tunjuk, tapi saling jujur tentang itu agar kami bisa saling bantu. Sekali lagi, ini adalah proses panjang yang kami lalui.
Kami ingin mengasuh anak-anak kami tanpa banyak sampah pengasuhan dan ingin mereka melihat bahwa ayah bundanya saling mencintai dengan ikhlas dan menunjukkan kemesraan karena memang mereka nanti akan memerlukan itu bersama istrinya kelak.

Palangka Raya, Menjelang 22 Mei 2017


Rizqi Tajuddin
#babahAca


- Semoga 12 tahun pernikahan ini semakin membuatku mencintai dirimu karena Allah

Komentar

  1. Kejujuran seorang lelaki sejati. Semoga Allah selalu memberkahi...Cinta itu tidak kasat mata tapi juga bukan fatamorgana. Dia ada dalam rasa yang paling hakiki saat seseorang mau dengan sadar memperjuangkannya. dan, hanya bergantung pada yang maha cinta...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

15. Tentang Tim Penagak Disiplin Sekolah

Di beberapa sekolah ada Tim yang bertugas untuk menegakkan disiplin di lingkungan sekolah. Biasanya, tim ini dipilih oleh guru dari beberapa siswa yang memiliki kriteria tertentu. Bisa karena perilakunya yang baik, menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dan lain sebagainya. Tugas dari tim ini bermacam-macam, masing-masing sekolah memiliki perbedaan. Ada yang bertugas mencatat kesalahan yang dilakukan siswa, menegur siswa yang masbuk dalam shalat, yang bermain-main dalam shalat,ada juga yang hanya tugasnya memotivasi anak lain atau menjadi model bagi anak lain. Disiplin bagi anak bukanlah perkara membalik telapak tangan. Displin bagi anak adalah proses jangka panjang yang dipengaruhi banyak faktor. Rumah, sekolah, lingkungan, teman dan banyak hal lain yang bisa mempengaruhi perilaku anak. Kalau sekarang, mungkin TV, gadget dan game perlu dimasukkan dalam hal yang mempengaruhi anak.Bahkan, benda-benda itu kadang lebih dominan dalam mempengaruhi perilaku anak dibandingkan orang t

97. Saatnya Kita Berbenah

Mengapa Masih Terjadi Kekerasan dalam Sekolah Saya menulis ini bukan ingin menunjuk dan menyalahkan pihak-pihak yang berada sebagai stake holder. Tapi ini murni agar kita bisa refleksi dan memperbaiki ini semua. Saya melihat, ada 4 hal yang harusnya menjadi perhatian. Pertama, msalah pola asuh Bahwa tak bisa dipungkiri, bahwa sudah sangat banyak yang penelitian yang menyimpulkan bahwa pola asuh sangat berhubungan dengan perilaku manusia. Anak yang diasuh dengan pengasuhan yang patut akan tumbuh dengan jiwa yang lebih sehat, sebaliknya dengan anak yamg diasuh dengan keras dan pengabaian memyebabkan anak lebih rapuh. Bisa cenderung pasif, bisa pula sangat agresif. Dan sayangnya, masalah utama ini belum menjadi perhatian serius kita. Hampir tak ada kurikulum kita yang menyiapkan anak untuk menjadi orang tua. Begitu juga di sekolah, tak banyak sekolah yang mengadakan parenting secara rutin. Kedua, masalah pengetahuan guru tentang ilmu anak, jiwa dan keguruan. Masih ada guru-gu

16. Rapor Deskripsi

Rapor deskripsi sebenarnya sudah mulai sejak 2006. Sejak diperlakukan kurikulum 2006 seharusnya rapor sudah dalam bentuk deskripsi. Namun, sedikit sekali sekolah yang menerapkan rapor deskripsi sejak tahun 2006. Banyak hal mengapa belum diterapkan. Salah satunya adalah kesulitan dalam membuatnya. Perlu energi ekstra dan pelatihan dan evaluasi yang terus menerus. Proses edit dari kepala sekolah atau wakil sekolah dalam hal tata bahasa dan kepatutan juga menjadi hal yang penting. Saya ingin berbagi mengenai rapor deskripsi yang telah kami lakukan di Sahabat Alam. Rapor deskripsi ini kami bikin sejak awal sekolah ini berdiri tahun 2010. Dan terus mengalami perbaikan setiap semester. Di tulisan ini saya akan berbagi sedikit tentang apa yang dilakukan di Sahabat ALam Palangka Raya. Tentu masih banyak juga kekurangan yang kami lakukan. Silahkan beri masukan tulisan ini. Selamat menikmati 1. Rapor harusnya menggambarkan secara gamblang bagaimana kondisi capaian anak. Jadi ketika orang t