Alam Takambang jadi Guru
Di beberapa sekolah yang saya kunjungi di Sumatera Barat, ada beberapa tulisan yang mengusik rasa ingin tahu saya, "Alam Takambang, jadi Guru". Menurut beberapa teman yang asli Minang, ini adalah salah satu falsafah hidup suku Minang. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, "Alam yamg terbentang menjadi guru" . "Ya, maksudnya adalah alam adalah ayat-ayat qauniyah, bisa digunakan sebagai pelajaran bagi manusia sebagai pintu untuk mendekatkan diri pada Tuhan-Nya." begitu kata salah seorang teman.
Sumatera Barat, sama seperti tempat-tempat lain di Indonesia, dianugerahi alam yang luar biasa. Danau, laut, gunung, dan ratusan bahkan aliran sungai dan anak sungai terbentang luas. Hampir tidak ada sudut yang tidak bisa dijadikan pelajaran bagi siapapun.
Potensi ini adalah anugerah besar bagi pendidikan, harusnya.
Ketika pagi hari saya berjalan kaki dari tempat menginap (di Padang Aro Solok Selatan) menuju ke rumah seorang pengelola sekolah, berkali-kali saya mendengar gemericik air. Indah sekali suara dan beningnya air yang mengalir di aliran-aliran kecil.
Terbayang di benak saya jika saja anak belajar tentang air dan sungai, beberapa inderanya akan terstimulasi dengan baik. Bahkan, 7 inderanya bisa memanfaatkan ini sebagai pembelajan dan memori. Mereka bisa mencium bau air itu, merasakannya, melihatnya dengan detail bagaimana air bisa mengeluarkan bunyi, menggunakan taktilnya untuk merasakan dingin dan lembutnya air yang mengalir bahkan indera kesimbangan dan propioseptiknya juga akan terstimulasi ketika anak-anak menyusuri aliran sungai dan anak sungai itu. Itu baru sepersekian dari banyak hal yang bisa dieksplore dari aliran anak sungai, belum lagi eskosistemnya dan potensi alam lainnya.
Sayangnya, banyak sekolah yang belum memanfaatkan Alam Takambang ini. Alam yang sudah memanggil-manggil itu untuk dieksplore, belum menjadi perhatian menarik untuk dipelajari secara langsung.
Beberapa sekolah melakukan dikotomi dengan mengatkan, "Pak, sekolah kami bukan sekolah alam... " dan seterusnya. Padahal, tidak seharusnya seperti itu. Semua sekolah, semua pendidik apapun namanya sejatinya perlu menggunakan Alam Takambang ini sebagai media. Mengapa ? Karena sekolah adalah lembaga yang mencetak pemimpin harusnya, dan pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengenal dengan baik alam dan lingkungannya. Wallahualam bisshowab.
Bukittinggi, 14 September 2019
Rizqi Tajuddin
#BabahAca
Di beberapa sekolah yang saya kunjungi di Sumatera Barat, ada beberapa tulisan yang mengusik rasa ingin tahu saya, "Alam Takambang, jadi Guru". Menurut beberapa teman yang asli Minang, ini adalah salah satu falsafah hidup suku Minang. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, "Alam yamg terbentang menjadi guru" . "Ya, maksudnya adalah alam adalah ayat-ayat qauniyah, bisa digunakan sebagai pelajaran bagi manusia sebagai pintu untuk mendekatkan diri pada Tuhan-Nya." begitu kata salah seorang teman.
Sumatera Barat, sama seperti tempat-tempat lain di Indonesia, dianugerahi alam yang luar biasa. Danau, laut, gunung, dan ratusan bahkan aliran sungai dan anak sungai terbentang luas. Hampir tidak ada sudut yang tidak bisa dijadikan pelajaran bagi siapapun.
Potensi ini adalah anugerah besar bagi pendidikan, harusnya.
Ketika pagi hari saya berjalan kaki dari tempat menginap (di Padang Aro Solok Selatan) menuju ke rumah seorang pengelola sekolah, berkali-kali saya mendengar gemericik air. Indah sekali suara dan beningnya air yang mengalir di aliran-aliran kecil.
Terbayang di benak saya jika saja anak belajar tentang air dan sungai, beberapa inderanya akan terstimulasi dengan baik. Bahkan, 7 inderanya bisa memanfaatkan ini sebagai pembelajan dan memori. Mereka bisa mencium bau air itu, merasakannya, melihatnya dengan detail bagaimana air bisa mengeluarkan bunyi, menggunakan taktilnya untuk merasakan dingin dan lembutnya air yang mengalir bahkan indera kesimbangan dan propioseptiknya juga akan terstimulasi ketika anak-anak menyusuri aliran sungai dan anak sungai itu. Itu baru sepersekian dari banyak hal yang bisa dieksplore dari aliran anak sungai, belum lagi eskosistemnya dan potensi alam lainnya.
Sayangnya, banyak sekolah yang belum memanfaatkan Alam Takambang ini. Alam yang sudah memanggil-manggil itu untuk dieksplore, belum menjadi perhatian menarik untuk dipelajari secara langsung.
Beberapa sekolah melakukan dikotomi dengan mengatkan, "Pak, sekolah kami bukan sekolah alam... " dan seterusnya. Padahal, tidak seharusnya seperti itu. Semua sekolah, semua pendidik apapun namanya sejatinya perlu menggunakan Alam Takambang ini sebagai media. Mengapa ? Karena sekolah adalah lembaga yang mencetak pemimpin harusnya, dan pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengenal dengan baik alam dan lingkungannya. Wallahualam bisshowab.
Bukittinggi, 14 September 2019
Rizqi Tajuddin
#BabahAca
Nice..... Di lokasi baru golden alhamdulillah jg ada sungai kecil di tengahnya pak
BalasHapusalhamdulillah keren
BalasHapus