Langsung ke konten utama

98. Bukan Layang-layang Gaza

Bukan Layang-layang Gaza
(Perlu dibaca oleh ayah bunda yang selalu meminta anak yang lebih tua untuk mengalah)

Pukul 20 akhirnya bisa sampai rumah dengan selamat. Selepas diskusi tentang engasuhan di Lumajang. Gaza, mendengar suara rem motor saya. Dia teriak dari dalam rumah, "Ayah !" Dan untuk memastikan, di buka jendela rumah. "Ayah !" Teriaknya lagi.
Kusabut Gaza, dan kudengarkan ocehannya malam itu. Sepertinya dia bercerita tentang layang-layang yang dimainkannya siang tadi bersama abang-abangya. Senyum kecil dan kadang tertawa lebar abang-abangya mendengar Gaza bercerita. Lucu kata mereka, gaya Gaza bercerita memang asyik. Tangganya bergerak, bola matanya berputar dan sesekali ada hentakan suara entah dari mana dia belajar.
Cerita layang-layang ini mengingatkan saya tentang kejadian beberapa hari lalu ketika Qawwam menangis hebat hingga terisak isak dan banyak sekali air mata yang dikeluarkannya.
"Ayah, Gaza ini lho. Aku gak bisa main layang-layang. Dia gangguin terus. Dia rebut layang-layang yah. Ayah sini ! Lihat Gaza nih !" Teriak Qawwam sambil tangisnya meledak .
"Ada apa wam ?" Tanyaku
"Gaza ngeselin yah. Aku gak bisa sama sekali main layang-layang ."
"Itu layang-layang siapa wam ? "
"Ini punyaku. Gaza udah kukasi juga yah. Juga kukasi benangnya juga. Tapi tetap aja dia rebut punyaku !" Lanjut qawwam
Kupeluk Qawwam, "qawwam kesel banget ya ?"
"Iya, kesel "
Untuk beberapa saat kupeluk dia hingga sedikit reda tangisnya. Setelah itu, urusan dengan Gaza perlu segera diselesaikan.
"Ga, ini layang-layang siapa ?" Tanyaku sambil menunjuk layang-layang yang dipegang Qawwam.
"Punya Gaza yah " jawabnya
"Benar wam ?"
"Enggak yah. Ini punyaku. Punya Gaza yang di lantai itu yah " jawab qawwam
Lalu aku bicara lagi dengan Gaza, kali ini kurendahkan badanku hingga mataku dan mata Gaza sudah selevel. Kutatap matanya, "kata Abang qawwam, layang gaza yang itu, bukan yang ini. Jadi, layang-layang Gaza yang mana ?"
"Ini punya Gaza ." Jawabnya sambil menunjuk layang-layang di lantai yang memang miliknya. Dia menjawab dengan sedikit tertunduk dan suara lirih.
"Jadi, boleh tidak Gaza ambil layang-layang Abang ?"
"Gak boleh " jawab Gaza
"Abang sekarang nangis karena kesal dengan Gaza. Jadi, Gaza harus apa ?"
Kemudian Gaza, melangkah mendekati Abang, menjulurkan tangannya untuk meminta maaf dan mau memeluk abangnya. Tapi Abang Qawwam masih kesal, jadi uluran tangan dan pelukan itu dihindarinya. Qawwam paham bahwa Gaza masih kecil, jadi dia tak bisa lebih dari itu menyikapinya. Tangisannya itu tangisan yang menahan emosi.
"Abang Qawwam gak mau yah " kata Gaza .
"Iya, Abang Qawwam masih kesal dengan Gaza."
Memberi QAwwam waktu untuk melepaskan emosinya ,tidak memaksanya untuk menerima maaf dari Gaza itu adalah sebuah fitrah. Perlu waktu untuk mengelola emosi dan menerima maaf. Itu fitrah.
Membiarkan Gaza karena mengambil layang-layang dan memaksa qawwam untuk mengalah bukanlah sikap yang bijak. Karena Gaza akan merasa dilindung pada perbuatan salahnya dan Qawwam akan merasa ayahnya pilih kasih dan memanjakan Gaza.
Setiap perbuatan perlu tanggung jawab dan proporsional. Tak harus yang lebih tua mengalah pada adiknya.

12 Maret 2017
Kereta Probowangi
Bangil - Jember.

#BabahAca

* Qawwam menjelang 9 tahun
* Gaza menjelang 3 tahun

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15. Tentang Tim Penagak Disiplin Sekolah

Di beberapa sekolah ada Tim yang bertugas untuk menegakkan disiplin di lingkungan sekolah. Biasanya, tim ini dipilih oleh guru dari beberapa siswa yang memiliki kriteria tertentu. Bisa karena perilakunya yang baik, menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dan lain sebagainya. Tugas dari tim ini bermacam-macam, masing-masing sekolah memiliki perbedaan. Ada yang bertugas mencatat kesalahan yang dilakukan siswa, menegur siswa yang masbuk dalam shalat, yang bermain-main dalam shalat,ada juga yang hanya tugasnya memotivasi anak lain atau menjadi model bagi anak lain. Disiplin bagi anak bukanlah perkara membalik telapak tangan. Displin bagi anak adalah proses jangka panjang yang dipengaruhi banyak faktor. Rumah, sekolah, lingkungan, teman dan banyak hal lain yang bisa mempengaruhi perilaku anak. Kalau sekarang, mungkin TV, gadget dan game perlu dimasukkan dalam hal yang mempengaruhi anak.Bahkan, benda-benda itu kadang lebih dominan dalam mempengaruhi perilaku anak dibandingkan orang t

97. Saatnya Kita Berbenah

Mengapa Masih Terjadi Kekerasan dalam Sekolah Saya menulis ini bukan ingin menunjuk dan menyalahkan pihak-pihak yang berada sebagai stake holder. Tapi ini murni agar kita bisa refleksi dan memperbaiki ini semua. Saya melihat, ada 4 hal yang harusnya menjadi perhatian. Pertama, msalah pola asuh Bahwa tak bisa dipungkiri, bahwa sudah sangat banyak yang penelitian yang menyimpulkan bahwa pola asuh sangat berhubungan dengan perilaku manusia. Anak yang diasuh dengan pengasuhan yang patut akan tumbuh dengan jiwa yang lebih sehat, sebaliknya dengan anak yamg diasuh dengan keras dan pengabaian memyebabkan anak lebih rapuh. Bisa cenderung pasif, bisa pula sangat agresif. Dan sayangnya, masalah utama ini belum menjadi perhatian serius kita. Hampir tak ada kurikulum kita yang menyiapkan anak untuk menjadi orang tua. Begitu juga di sekolah, tak banyak sekolah yang mengadakan parenting secara rutin. Kedua, masalah pengetahuan guru tentang ilmu anak, jiwa dan keguruan. Masih ada guru-gu

16. Rapor Deskripsi

Rapor deskripsi sebenarnya sudah mulai sejak 2006. Sejak diperlakukan kurikulum 2006 seharusnya rapor sudah dalam bentuk deskripsi. Namun, sedikit sekali sekolah yang menerapkan rapor deskripsi sejak tahun 2006. Banyak hal mengapa belum diterapkan. Salah satunya adalah kesulitan dalam membuatnya. Perlu energi ekstra dan pelatihan dan evaluasi yang terus menerus. Proses edit dari kepala sekolah atau wakil sekolah dalam hal tata bahasa dan kepatutan juga menjadi hal yang penting. Saya ingin berbagi mengenai rapor deskripsi yang telah kami lakukan di Sahabat Alam. Rapor deskripsi ini kami bikin sejak awal sekolah ini berdiri tahun 2010. Dan terus mengalami perbaikan setiap semester. Di tulisan ini saya akan berbagi sedikit tentang apa yang dilakukan di Sahabat ALam Palangka Raya. Tentu masih banyak juga kekurangan yang kami lakukan. Silahkan beri masukan tulisan ini. Selamat menikmati 1. Rapor harusnya menggambarkan secara gamblang bagaimana kondisi capaian anak. Jadi ketika orang t