Bang, jangan lupa
Pagi ini berangkat lagi dengan kereta Probowangi dari Bangil ke Jember. Ada diskusi dengan guru-guru di sana.
Pagi ini ingin sekali membawa bekal makanan yang sudah kumasak untuk keluarga. Memang sudah jadi kebiasaan, jika saya akan pergi keluar kota, saya akan memasak beberapa resep agar istri bisa fokus mengasuh anak, gak sibuk dengan urusan dapur. Jadi, dia cukup memanaskan dan menambah lauk dengan menggoreng tempe atau tahu.
3 masakan yang sudah kumasak hari Rabu itu (pastinya disimpan di kulkas ya) belum satupun yang kumakan. Jadi ingin sekali membawa bekal itu untuk makan di kereta api.
"DIK, bisa siapin bekal Abang ?" Pintaku. "Gak usah dipanasin, masukin aja balado tongkol dan Kalio udang itu dalam wadah dengan nasi panas, nanti juga hangat makanan itu"
"GPP bang biar kupanasi aja, biar lebih enak."
Wah, luar biasa sekali istriku pagi ini. Sambil memanaskan makanan, ternyata dia juga siapkan Milo hangat di botol minum. Dahsyat kan.
Disiapkannya semua dengan rapi dan apik. Tak lupa sendok dan plastik pembungkus untuk menghindari jika tempat makan bocor. Ah, surga dunia ini.
Semua bekal itu dimasukkannya ke dalam tas dan dia tutup tas itu. Lengkap sudah.
Dia cium tanganku, dia antar aku ke pintu rumah. Dan tak lupa dia katakan, "hati-hati bang."
Nyaris sempurna kataku dalam hati. Hampir saja aku menangis haru di depannya, hingga sebelum dia kemudian katakan,. "BANG, JANGAN LUPA TRANSFER YA KE REKENINGKU"
OH Mak ai. Sama semua ternyata perempuan di dunia ini. Selalu ada kata transfer di balik Kalio udang yang dihangatkan.
Kereta api Probowangi
Bangil-Jember
Babah Aca
Nb : Cerita ini hanya imajiner. Gak ada maksud untuk menyangkut-pautkan dengan pihak berwenang.
Pagi ini berangkat lagi dengan kereta Probowangi dari Bangil ke Jember. Ada diskusi dengan guru-guru di sana.
Pagi ini ingin sekali membawa bekal makanan yang sudah kumasak untuk keluarga. Memang sudah jadi kebiasaan, jika saya akan pergi keluar kota, saya akan memasak beberapa resep agar istri bisa fokus mengasuh anak, gak sibuk dengan urusan dapur. Jadi, dia cukup memanaskan dan menambah lauk dengan menggoreng tempe atau tahu.
3 masakan yang sudah kumasak hari Rabu itu (pastinya disimpan di kulkas ya) belum satupun yang kumakan. Jadi ingin sekali membawa bekal itu untuk makan di kereta api.
"DIK, bisa siapin bekal Abang ?" Pintaku. "Gak usah dipanasin, masukin aja balado tongkol dan Kalio udang itu dalam wadah dengan nasi panas, nanti juga hangat makanan itu"
"GPP bang biar kupanasi aja, biar lebih enak."
Wah, luar biasa sekali istriku pagi ini. Sambil memanaskan makanan, ternyata dia juga siapkan Milo hangat di botol minum. Dahsyat kan.
Disiapkannya semua dengan rapi dan apik. Tak lupa sendok dan plastik pembungkus untuk menghindari jika tempat makan bocor. Ah, surga dunia ini.
Semua bekal itu dimasukkannya ke dalam tas dan dia tutup tas itu. Lengkap sudah.
Dia cium tanganku, dia antar aku ke pintu rumah. Dan tak lupa dia katakan, "hati-hati bang."
Nyaris sempurna kataku dalam hati. Hampir saja aku menangis haru di depannya, hingga sebelum dia kemudian katakan,. "BANG, JANGAN LUPA TRANSFER YA KE REKENINGKU"
OH Mak ai. Sama semua ternyata perempuan di dunia ini. Selalu ada kata transfer di balik Kalio udang yang dihangatkan.
Kereta api Probowangi
Bangil-Jember
Babah Aca
Nb : Cerita ini hanya imajiner. Gak ada maksud untuk menyangkut-pautkan dengan pihak berwenang.
Komentar
Posting Komentar