Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

63. Aku, Istriku & Poligami

Entahlah, setiap ada topik tentang poligami, selalu saja seru untuk dibahas. Seru dalam segala hal di dalamnya. Termasuk ketika topik ini dibahas berdua saja dengan istri tercinta. "Aku gak mungkin menentang poligami, karena itu ada di Qur'an. Tapi kau bang, harus dapat menggambarkan bahwa poligami yang akan dijalankan oleh keluarga kita itu indah" katanya berulang kali. "Haduh, gak sempet mikirin poligami aku. Ngurus satu istri aja reportnya minta ampun, apalagi dua atau tiga ha ha ha" jawabku sekenanya. Memang, yang sering memancing topik ini di rumah adalah istri dan sering membuatku tersenyum simpul atau mati kutu dengan skak-skak kata-katanya. Pekan lalu, ketika long week end', banyak sekali yang bisa kami lakukan, termasuk diskusi ke sana kemari dan salah satu diskusinya ya itu tentang poligami juga. Aku mengatakan bahwa harusnya poligami tidak dilakukan dengan alasan istri pertama belum memberikan kebahagiaan pada sang suami karena m

62. Qawwam & Surga

Pagi ini udara terasa sejuk sekali. Tidak dingin, tapi panaspun tak terasa. Beberapa burung terdengar berkicau di luar rumah. Sepertinya mereka berterbangan ke sana kemari, dari satu pohon ke pohon lainnya. Mereka seakan menikmati suasana pagi ini. Mungkin rasa itu yang ada juga dalam isi otak Qawwam (8 tahun) pagi ini. Pikirannnya terbang ke sana kemari, pindah dari satu "pohon" ke "pohon" lainnya. Bunda merasakan itu, karena melihat bola mata Qawwam yang berputar-putar meski ada sepiring nasi rawon kesukaannya di depannya.  "Wam, sepertinya ada sesuatu di pikiranmu ya ? " "Hmm iya bunda. Bunda kok tahu ?" "Karena bola matamu berputar-putar wam. Biasanya, ada sesuatu yang "mengganggu" pikiranmu." " Iya bun. Apakah hanya muslim yang masuk surga bun ?" Ahhhh Qawwam ini memang "aneh". Sejak kecil (sekarang juga masih kecil sich :D) dia sering bertanya sesuatu yang mengagetkan kami, atau sering juga be

61. Percayalah, Ketetapan Tuhan itu Baik

Jika memang hanya perempuan yang mengerti perempuan, sudah pasti tak kan ada keluhan ibu-ibu hamil yang naik kRL di gerbong perempuan. Karena persaingan di gerbong itu lebih ketat. Banyak perempuan-perempuan muda yang tega tertidur pulas atau pura-pura tidur ketika melihat ibu hamil berdiri. Jika memang hanya perempuan yang mengerti perempuan, maka tak kan ada lagi perselingkuhan. Karena perselingkuhan hanya akan menyakiti perempuan lainn ya. Jika memang hanya perempuan yang mengerti perempuan, maka tak kan ada mami-mami germo. Karena dia menyakiti perempuan bukan hanya fisik, tapi moral dan rasa seorang perempuan. Jika hanya perempuan yang mengerti perempuan, maka tak kan ada lagi kekerasan yang dilakukan oleh perempuan pada perempuan lainnya.... Lalu siapa yang mengerti perempuan ? Semua manusia waras dan punya perasaan yang lembut lah yang mengerti perempuan, bisa laki-laki bisa juga perempuan... KA Tumapel Laste, 21 April 2017 SBU-Bgl # BabahAca -----.

60. Ayo Jadi Indonesia sesungguhnya

Sulit mengatakan bahwa keturunan China itu minoritas. Karena jumlahnya hampir sama dengan suku Banjar, jauh lebih tinggi dibanding suku-suku terluar di Indonesia bahkan lebih tinggi dari keturunan India. Keturunan C Ayo Jadi Indonesia sesungguhnya Sulit mengatakan bahwa keturunan China itu minoritas. Karena jumlahnya hampir sama dengan suku Banjar, jauh lebih tinggi dibanding suku-suku terluar di Indonesia bahkan lebih tinggi dari keturunan India. Keturunan China juga menguasai ekonomi Indonesia. Yang perlu kita bantu itu suku-suku yang benar-benar minoritas . Baik dari jumlah, penguasaan ekonomi, kesempatan pendidikan yang baik, dan kesejahteraan. Jika merasa dibuat tidak adil karena sering diteriakin "cina loe", yakinlah bukan hanya kalian yang dibegitukan. Suku-suku lain juga sering menjadi korban rasis seperti itu. Bahkan suku Jawa yang mayoritas. Saya pernah nonton Arema vs Persib di Bandung tahun 97, teriakan "Jawa Jawa Jawa!" Itu mengg

59. Adat, Agama...

Di beberapa tempat di indonesia, beberapa kali terjadi penghinaan adat oleh masyarakat atau tokoh masyarakat. Tak perlu berlama-lama, cukup demo ratusan orang dan diputuskan di pemangku adat bahwa yang bersangkutan menghina adat, maka putuslah sebuah keputusan. Dan jadilah ia sebagai manusia ganas yang dianggap melawan adat, meski yang bersangkutan bukanlah suku itu dan tidak tinggal di daerah itu. Beberapa bahkan akhirnya membayar denda agar dapat meredam aks i demo yang dilakukan oleh para pemangku adat. Sayangnya, Islam bukanlah adat. Islam di negeri ini lebih rendah posisinya dibandingkan adat. Menghina adat akan kena "karma', menghina Islam kau kan bebas melayang terbang di negeri ini. Entah kapan Islam menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Kau boleh menghina Islam, maka akan banyak kaum liberal yang akan fulus membelamu. Hinalah adat, maka akan banyak pula kaum liberal yang akan tulus mencacimu. KA Tumapel Laste, 22 April 2017 Sudoarj-bangil # BabahA