Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

40. Otak Kanan, Otak Kiri atau Otak-otak ?

Seorang ibu yang akan memasukkan anaknya di Sahabat Alam menanyakan pada saya, apakah pembelajaran di kelas menggunakan otak kanan atau otak kiri. Pertanyaan ini membuat saya agak sedikit kebingunan maksud pertanyaan ini. Saya bertanya pada ibu tersebut untuk memastikan apa maksud dari pertanyaannya. “Maksud ibu bagaimana, saya belum paham dengan pertanyaan ibu.” Kemudian ibu itu menjelaskan panjang lebar tentang maksud pertanyaan itu. Jadi maksud ibu itu adalah, bahwa sekarang ini sedang ramai-ramainya para pegiat pendidikan di Indonesia mengkritisi pola pembelajaran di sekolah-sekolah yang dianggap terlalu memanfaatkan otak kiri, banyak menghafal dan sedikit kreativitas. Oh begitu maksud ibu itu Ya memang sekarang di Indonesia sedang booming tentang otak kanan ini. Sebelumnya lebih dahsyat tentang otak tengah. Nah, bagi saya ini adalah golden moment untuk menjelaskan konsep pendidikan di Sahabat Alam. Pertama, konsep pendidikan di Sahabat Alam sesuai prinsip Islam dalam me

30. Lho Kok Orang Ini ...... ampun dech

Januari 2005 Versi saya Tok tok tok .. Seseorang mengetuk pintu rumah saya di Jalan Pandean Bangil - jawa Timur. Rumah ini adalah rumah keluarge besar saya. Sejak kecil hinggal SMA saya tinggal di sini.  Saya buka pintu dan di depan saya ada seorang perempuan dengan tubuh mungil, berkaca mata besar dan berjilbab besar. Kaca matanya terlalu besar untuk wajah seukuran itu.  "Ya, cari siapa ?" tanya saya dengan suara berat dan besar "Ada kak lala ? Katanta ada rapat untuk baksos" jawab perempuan itu.  Oh ternyata ibu-ibu itu mencari kakak saya. Shufaira Tajuddin, sering dipanggil Kak Lala. "Di rumah belakang !" jawab saya sangar sambil menunjuk ke arah mana perempuan tersebut harus melangkah.  Coba bayangkan postur saya ketika itu. Tinggi 173 dengan berat sekitar 90 kg dan dengan brewok yang tumbuh hingga dada.  Semua orang yang belum kenal saya pasti akan takut atau minimal segan, ditambah lagi jarang sekali tersenyum pada seorang yang belum terl

37. Bereskan di Hulu, bukan Hilirnya

@rizqitajuddin LEMBAGA PENGASUHAN SAHABAT TSAURA 03/06/2015 Saya mendapatkan kiriman dari abang saya tentang pendidikan di Finladia. Berlembar-lembar halamannya. Banyak hal menarik yang saya dapat di tulisan itu. Banyak hal di luar mainstream yang dilakukan oleh Finlandia baik yang dilakukan oleh pemerintahnya ataupun oleh masyarakatnya. Jika di negara-negara lain, percaya bahwa besarnya anggaran pendidikan berbanding lurus dengan kualitas pendidikan, sebaliknya Finlandia. "Hanya" dengan 8% GDP (jauh di bawah USA yang mencapai 15%), mereka dapat mengelola pendidikannya menjadi 10 besar dunia. Bahkan beberapa kali mereka menjadi nomer wahid di bumi ini. Ada hal yang sangat menggelitik saya dari isi artikel itu, yakni tentang bagaimana perguruan tinggi menyiapkan guru yang akan mengajar di sekolah-sekolah Finlandia. Calon guru TK harus kuliah 3 tahun tentang pedagogi. Guru sekolah dasar harus meneumpuh kuliah 5 tahun. Guru khusus yang mengajar matematika atau biologi mena

36. TAK PERLU BURU-BURU

@rizqitajuddin LEMBAGA PENGASUHAN SAHABAT TSAURA 16/05/2015 Prinsip memberikan pengetahuan pada anak, secara umum ada 2 hal yang penting. Pertama adalah semua ada waktunya dan yang kedua adalah apa manfaatnya bagi anak. Agar mudah, langsung saja saya ilustrasikan dengan sebuah contoh kongkret. Kita sering menganggap, mumpung anak masih kecil & sedang masanya otak berkembang dgn luar biasa, maka kita masukkan segala macam informasi dgn harapan anak-anak menxernanya. Karena pemahaman seperti itu, buru-buru kita ajarkan anak kita calistung pada usia balita. Dengan harapan sebelum 5-6 tahun mereka sudah mahir calistung. Pertanyaannya adalah apakah sudah sesuai umurnya, atau juga apa manfaatnya anak usia 5-6 tahun punya kemampuan xalistung ? Apa iya tidak ada hal lain yang lebih dibutuhkan anak pada usia itu. Bagi anak usia di bawah 7 tahun, sepuluh adalah sesuatu yang dianggap banyak. Bagi anak-anak di usia ini, mereka lbh peduli pada benda yang jumlahnya 5, di a

35. BERIKAN TANTANGAN, BUKAN TEKANAN

@rizqitajuddin LEMBAGA PENGASUHAN SAHABAT TSAURA 13/05/2015 Dalam film 3 Idiot, ada dialog antar Rancho (Amir Khan) dgn Prof Viru ketika penguburan teman Rancho yang bunuh diri, "Mahasiswa bukan panci bertekanan, tapi manusia yang punya hati ...." Menarik sekali kata-kata ini. Sering kali entsh sengaja atau tidak kita menekan anak untuk memuaskan ego kita. Kita anggap dengan menekan, anak akan termotivasi, anak akan menjadi terpompa semangatnya. Mungkin maksud kita memberi tantangan pada anak, tapi yang dirasakan anak adalah tekanan. Memang beda tipis secara kasat mata antara tantangan & tekanan. Bisa jadi satu anak menganggap itu twntangan, tapi bagi anak lain hal itu dianggap sebagai tekanan. Tekanan cenderung pada hasil yang diharapkan bukan pada prosesnya. Tantangan memberikqn kesempatan anak utk eksplor proses, memberi kesempatan melakukan kesalahan, & mengapresiasi apapun hasil yang didapat, besar ataupun kecil. Tekanan ujung2 nya akan me

34. Menangis itu Ekspresi Anak

@rizqitajuddin LEMBAGA PENGASUHAN SAHABAT TSAURA 30/05/2015 Bahasa komunikasi bagi manusia dewasa bisa melalui beberapa cara. Yaitu melalui bahasa verbal maupun dengan non verbal seperti gestur tubuh & wajah. Melalui inilah manusia dewasa menyampaikan pesannya. Pada anak, bahasa komunikasi itu bisa juga berupa tangisan. Jadi ketika mereka lapar, haus, panas, ditinggal oleh pengasuh utamanya mereka akan menangis. Mengapa menangis ? Ya karena bahasa verbalnya belum sesempurna manusia dewasa. Maka ketika anak menangis, target utamanya bukanlah membuatnya diam atau berhenti menangis, tapi lebih dari itu yakni mencari penyebab utamanya mengapa menangis & menyelesaikannya. Jika targetnya hanya untuk membuatnya berhenti menangis, maka kita hanya mengalihkan perhatiannya dengan melihat sesuatu seperto melihat burung terbang, melihat kucing berlari dll. Selesai masalahnya ? Tentu tidak karena hanya pengalihan saja. Sebagai pengasuh utama, ayah-bunda "dituntut&quo