Seorang ibu dari ujung Timur pulau Jawa bertanya ke saya melalui WA, " Maaf pak mau tanya.
Gmn cara ngasih masukan atau dialog sama guru anak saya (SD) ya.
Jd betapa khawatirnya anak saya jika telat ke sekolah padahal rumah kami lumayan jauh. Ternyata gurunya menyampaikan bahwa jika telat akan dihukum mencuci toilet atau menulis sehalaman buku dgn kalimat :saya tdk akan mengulangi .
Bukankah itu cara menghukum jaman saya sekolah.
Gimana ya saya diskusikan itu?"
Gmn cara ngasih masukan atau dialog sama guru anak saya (SD) ya.
Jd betapa khawatirnya anak saya jika telat ke sekolah padahal rumah kami lumayan jauh. Ternyata gurunya menyampaikan bahwa jika telat akan dihukum mencuci toilet atau menulis sehalaman buku dgn kalimat :saya tdk akan mengulangi .
Bukankah itu cara menghukum jaman saya sekolah.
Gimana ya saya diskusikan itu?"
Lalu, kurang lebih saya jawab seperti ini.
Ini menurut saya bu
- sekolah atau guru pasti punya pendapat dan keyakinan yang dianggap oleh mereka benar. Kita sebagai orang tua dianggap sudah mengetahui kebijakan-kebijakan sekolah. Memang agak sulit jika orang tua yang bicara. Guru atau sekolah yang masih punya pandangan seperti ini , bisa jadi karena pengetahuan tentang anaknya berbeda dengan kita. Mungkin bisa jadi, mereka mendapatkan pelatihan yang berbeda. Buat saya, sebagai orang tua saya akan melakukan hal-hal lain, bukan membicarakan ini dengan sekolah dahulu. Karena pasti akan membutuhkan waktu dan anak akan tetap merasa tertekan hingga aturan itu diubah. Maka, saya akan melakukan hali lain.
Hal2 lain apa yang bisa dilakukan :
1. Menyiapkan anak agar bisa berkompromi dengan aturan itu (meski aturannya gak masuk akal). Bgmn caranya ?
- ajak bicara perasaannya ttg aturan itu
- diskusi bgmn jika dihukum. Perasaannya bgmn ?
- bgmn dia bisa terhindar dari hukuman.
- bgmn dia bisa bicara dengan guru ttg alasan dia terlambat
Dll
2. Bapak/ibunya tidak menambah kecemasan dengan : meminta dia buru2, menakut2nakuti "ayo cepat, nanti dihukum lho" dll... Biarkan dia merasakan konsekuensi jika terlalu lambat di pagi hari.
3. Bapak/ibunya tetap memberi apresiasi dan suport ketika dia dihukum dan tidak membuatnya makin tertekan. Kata-kata seperti ini perlu dihindarkan, "tuh kan, kamu kena hukum karena telat."
Seharusnya kita menanyakan perasaannya tentang hukuman itu.
Banyak hal di dunia ini belum sempurna & belum ideal. Tugas kita adalah mendampingi anak-anak kita berhadapan dengan kondisi itu. Memang idealnya kita bisa merubah itu jika punya kemampuan, tapi jika tidak maka paling ringan adalah menyiapkan anak-anak kita.
Semua pilihan punya konsekuensi. Dan kita perlu menimbang mana konsekuensi yang pas menurut kita.
Baik menyampaikan ke sekolah tentang aturan itu, atau hanya cukup menyiapkan anak kita saja.
Bangil, 28 Juli 2018
Rizqi Tajuddin
#BabahAca
Ini menurut saya bu
- sekolah atau guru pasti punya pendapat dan keyakinan yang dianggap oleh mereka benar. Kita sebagai orang tua dianggap sudah mengetahui kebijakan-kebijakan sekolah. Memang agak sulit jika orang tua yang bicara. Guru atau sekolah yang masih punya pandangan seperti ini , bisa jadi karena pengetahuan tentang anaknya berbeda dengan kita. Mungkin bisa jadi, mereka mendapatkan pelatihan yang berbeda. Buat saya, sebagai orang tua saya akan melakukan hal-hal lain, bukan membicarakan ini dengan sekolah dahulu. Karena pasti akan membutuhkan waktu dan anak akan tetap merasa tertekan hingga aturan itu diubah. Maka, saya akan melakukan hali lain.
Hal2 lain apa yang bisa dilakukan :
1. Menyiapkan anak agar bisa berkompromi dengan aturan itu (meski aturannya gak masuk akal). Bgmn caranya ?
- ajak bicara perasaannya ttg aturan itu
- diskusi bgmn jika dihukum. Perasaannya bgmn ?
- bgmn dia bisa terhindar dari hukuman.
- bgmn dia bisa bicara dengan guru ttg alasan dia terlambat
Dll
2. Bapak/ibunya tidak menambah kecemasan dengan : meminta dia buru2, menakut2nakuti "ayo cepat, nanti dihukum lho" dll... Biarkan dia merasakan konsekuensi jika terlalu lambat di pagi hari.
3. Bapak/ibunya tetap memberi apresiasi dan suport ketika dia dihukum dan tidak membuatnya makin tertekan. Kata-kata seperti ini perlu dihindarkan, "tuh kan, kamu kena hukum karena telat."
Seharusnya kita menanyakan perasaannya tentang hukuman itu.
Banyak hal di dunia ini belum sempurna & belum ideal. Tugas kita adalah mendampingi anak-anak kita berhadapan dengan kondisi itu. Memang idealnya kita bisa merubah itu jika punya kemampuan, tapi jika tidak maka paling ringan adalah menyiapkan anak-anak kita.
Semua pilihan punya konsekuensi. Dan kita perlu menimbang mana konsekuensi yang pas menurut kita.
Baik menyampaikan ke sekolah tentang aturan itu, atau hanya cukup menyiapkan anak kita saja.
Bangil, 28 Juli 2018
Rizqi Tajuddin
#BabahAca
Komentar
Posting Komentar