Langsung ke konten utama

79. Hukuman karena Terlambat

Rizqi Tajuddin:
Rizqi Tajuddin:
Rizqi Tajuddin:
Hukuman untuk Anak Terlambat

Ada yang bertanya pada saya tentang tulisan sebelumnya, apakah saya setuju dengan hukuman pada anak yang terlambat. Terlebih hukumannya berupa menulis puluhan kali , "Saya tidak akan mengulangi lagi" dan atau mencuci toilet.
Sebelum menjawab, setuju atau tidak, sebaiknya pembaca membaca tulisan saya ini.
Ok, tentang anak terlambat, terutama pada anak usia dini, ada beberapa hal yang menyebabkan mereka terlambat.
Umumnya karena bangun terlalu siang atau tidak segera menyiapkan diri untuk mandi atau makan.
Pertanyaannya adalah, mereka bangun terlalu siang ? Bisa jadi karena tidur terlalu malam, sehingga pagi hari masih belum cukup porsi tidurnya. Lalu, apa yang sudah orang tua lakukan ketika anaknya belum bisa tidur jam 20 malam ? Dibiarkan ? Difasilitasi dengan permainan ? Diberi makan ? Atau apa ? Dari banyak pengalaman,
Orang tua punya peran besar mengapa anaknya tidak segera tidur di malam hari. Orang tua seakan tidak berdaya dengan anaknya yang tak bisa tidur segera. Seringnya, bukan mengurangi fasilitas, malah membiarkan fasilitas yang membuat anak tidur larut malam dikontrol oleh anaknya. Remote tv, kudapan, dan mungkin permainan dibiarkan dikontrol oleh anak-anaknya. Orang tua tak berdaya.
Bangun terlalu siang bisa juga bukan karena tidur terlalu larut. Bisa jadi tidurnya tidak larut, tapi ayah & bundanya tidak bangun sebelum shubuh ataupun jika bangun, mereka membiarkan anak2nya tetap pulas tidur dengan alasan, "Masih kecil pak, kasihan." Hingga di usia sekolah, mereka tidak siap untuk bangun di awal waktu.
Berikutnya, bisa jadi tidur tidak terlalu malam, bangun juga bisa di subuh hari, tapi tetap terlambat. Mengapa ? Karena setelah shubuh tidak segera menyiapkan dirinya untuk pergi sekolah. Mengapa ? Umumnya ada beberapa alasan.
Pertama , tidak "bersemangat" dengan sekolahnya. Ada banyak halangan yang membuat anak jatuh cinta pada sekolahnya. Anak tidak merasa perlu segera ke sekolah untuk bertemu teman-temannya, untuk segera bertemu guru dan segera bisa bermain di sekolah. Bisa jadi, sekolah menjadi momok bagi anak. Bukan sesuatu yang menyenangkan.
Kedua, karena anak belum mandiri. Semua perlu bantuan orang tua untuk menyiapkan. Dari urusan mandi, makan hingga menyiapkan bekal dan tasnya. Seakan-akan orang tua yang akan sekolah. Anak diam di depan tv hingga orang tua selesai menyiapkan itu semua.
Anak tak bergerak jika tak ada perintah.
Ada juga hal lain yang membuat anak terlambat. Ini bisa jadi karena hal.luar biasa yang terjadi di keluarganya.
Bisa jadi, malam atau pagi hari ayah ibunya bertengkar hingga membuat anak merasa tidak nyaman, bisa jadi ada anak yang ibunya baru melahirkan malam hari , atau mungkin mesin airnya mati dan hal.luar biasa yang sering terjadi tapi kita sebagai guru lupa menanyakan perasaan mereka pagi itu, karena mungkin guru terlalu fokus pada masalah keterlambatan.
Jadi, menurut ayah bunda, perlukah anak dihukum karena terlambat ? Yang bisa jadi keterlambatan itu karena memang kesalahan terbesar pada orang tuanya yang belum bisa menyiapkan anaknya, atau bisa jadi gurunya yang belum bisa membuat sekolah menjadi sekolah yang menyenangkan hingga anak-anak tak merasa perlu segera datang ke sekolah.
Atau kah yang perlu kita lakukan adalah mendengarkan perasaan mereka di pagi hari ? Ataukah kita diskusi dengan mereka apa yang menyebabkan mereka terlambat dan bagaimana caranya mereka menyiapkan waktunya ?

Jadi, tanpa saya ungkapkan apakah saya setuju dengan hukuman keterlambatan, pembaca pasti sudah bisa menyimpulkan dari tulisan ini.

Bangil, 31 Juli 2018

Rizqi Tajuddin
#BabahAca

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15. Tentang Tim Penagak Disiplin Sekolah

Di beberapa sekolah ada Tim yang bertugas untuk menegakkan disiplin di lingkungan sekolah. Biasanya, tim ini dipilih oleh guru dari beberapa siswa yang memiliki kriteria tertentu. Bisa karena perilakunya yang baik, menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dan lain sebagainya. Tugas dari tim ini bermacam-macam, masing-masing sekolah memiliki perbedaan. Ada yang bertugas mencatat kesalahan yang dilakukan siswa, menegur siswa yang masbuk dalam shalat, yang bermain-main dalam shalat,ada juga yang hanya tugasnya memotivasi anak lain atau menjadi model bagi anak lain. Disiplin bagi anak bukanlah perkara membalik telapak tangan. Displin bagi anak adalah proses jangka panjang yang dipengaruhi banyak faktor. Rumah, sekolah, lingkungan, teman dan banyak hal lain yang bisa mempengaruhi perilaku anak. Kalau sekarang, mungkin TV, gadget dan game perlu dimasukkan dalam hal yang mempengaruhi anak.Bahkan, benda-benda itu kadang lebih dominan dalam mempengaruhi perilaku anak dibandingkan orang t

97. Saatnya Kita Berbenah

Mengapa Masih Terjadi Kekerasan dalam Sekolah Saya menulis ini bukan ingin menunjuk dan menyalahkan pihak-pihak yang berada sebagai stake holder. Tapi ini murni agar kita bisa refleksi dan memperbaiki ini semua. Saya melihat, ada 4 hal yang harusnya menjadi perhatian. Pertama, msalah pola asuh Bahwa tak bisa dipungkiri, bahwa sudah sangat banyak yang penelitian yang menyimpulkan bahwa pola asuh sangat berhubungan dengan perilaku manusia. Anak yang diasuh dengan pengasuhan yang patut akan tumbuh dengan jiwa yang lebih sehat, sebaliknya dengan anak yamg diasuh dengan keras dan pengabaian memyebabkan anak lebih rapuh. Bisa cenderung pasif, bisa pula sangat agresif. Dan sayangnya, masalah utama ini belum menjadi perhatian serius kita. Hampir tak ada kurikulum kita yang menyiapkan anak untuk menjadi orang tua. Begitu juga di sekolah, tak banyak sekolah yang mengadakan parenting secara rutin. Kedua, masalah pengetahuan guru tentang ilmu anak, jiwa dan keguruan. Masih ada guru-gu

16. Rapor Deskripsi

Rapor deskripsi sebenarnya sudah mulai sejak 2006. Sejak diperlakukan kurikulum 2006 seharusnya rapor sudah dalam bentuk deskripsi. Namun, sedikit sekali sekolah yang menerapkan rapor deskripsi sejak tahun 2006. Banyak hal mengapa belum diterapkan. Salah satunya adalah kesulitan dalam membuatnya. Perlu energi ekstra dan pelatihan dan evaluasi yang terus menerus. Proses edit dari kepala sekolah atau wakil sekolah dalam hal tata bahasa dan kepatutan juga menjadi hal yang penting. Saya ingin berbagi mengenai rapor deskripsi yang telah kami lakukan di Sahabat Alam. Rapor deskripsi ini kami bikin sejak awal sekolah ini berdiri tahun 2010. Dan terus mengalami perbaikan setiap semester. Di tulisan ini saya akan berbagi sedikit tentang apa yang dilakukan di Sahabat ALam Palangka Raya. Tentu masih banyak juga kekurangan yang kami lakukan. Silahkan beri masukan tulisan ini. Selamat menikmati 1. Rapor harusnya menggambarkan secara gamblang bagaimana kondisi capaian anak. Jadi ketika orang t