Sekolah Murah, Mungkinkah?
Sebelum mengatakan murah dan mahal, alangkah baiknya kita melihat komponen apa saja yang dikeluarkan dalam operasional sekolah.
Komponen terpenting adalah kesejahteraan guru berupa gaji, THR dan tunjangan kesehatan serta tunjangan hari tua.
*Kedua* adalah komponen operasional bulanan berupa listrik, internet, air, dan biaya jasa bulanan lainnya.
*Ketiga* adalah komponen program sekolah yang bisa berupa program kegiatan siswa maupun kegiatan orang tua berupa parenting maupun family gathering.
*Keempat* adalah komponen biaya upgraiding guru atau SDM. Yang bisa saja berupa pelatihan di luar sekolah atau in house training dengan mendatangkan pemateri dari luar.
*Kelima* adalah komponen fasilitas sekolah yang bisa berupa gedung dan perawatannya, buku perpustakaan, alat pembelajaran, mebeler dan lain-lain yang biasanya ini masuk dalam pengeluaran tahunan.
Nah, kira-kira kelima komponen inilah yang menjadi acuan pembiayaan di sebuah sekolah.
Untuk sekolah seperti sekolah kita yang satu kelas maksimal 20-25 siswa dengan 2 orang guru, tentu ini akan menjadi sekolah yang padat karya. Perlu tenaga yang rasionya 1:5 hingga 1:7 antara karyawan dan murid. Artinya, jika UMP di daerah tersebut 3 juta, dan biaya SPP 70% untuk kesejahteraan guru n karyawan dan 30% untu operasional, maka SPP yang realistis adalah antara 1 - 1,5 juta per bulan. Mahal? Tentu jika dibandingkan sekolah-sekolah lain yang bisa per kelaa 30-35 siswa dengan 1 orang guru. Ini baru biaya SPP.
Lalu, ada komponen biaya yang biasa dibayarkan di awal masuk. Uang gedung atau apalah namanya. Bagi saya, membuat kelas perlu kokoh dan long life dan sedikit perawatan agar bisa menekan biaya di kemudian hari, tapi akan mahal di awal pendirian. Mahal? Perlu dihitung memang. Namun, kita bisa menghindari operasional yang mahal dengan bahan yg simple, sederhana, sedikit listrik dan sedikit oerawatan. Sayangnya, banyak dari kita sibuk pada asesoris hingga kadang biaya untuk aksesoris itu hampir sama dengan biaya esensi sebuah sekolah.
Nah, bisakah sekolah murah? Relatif. Bisa jika kita mampu mencari income di luar biaya murid. Misal investasi, usaha dan lain-lain. Yang benar serius dikelola. Jangan sampai kita membuat sekolah murah dan kita jumawa dengan itu, tapi dampaknya pada kesejahteraan guru.
Ada 2 lembaga oendidikan besar di dunia ini yang bisa dipelajari bagaimana mereka mengelola dana waqaf/dana abadinya. Yakni Al-azhar Cairo yang bisa menggrratiskan seluruh biaya pendidikan dan Harvard di Amerika yang bisa menekan biaya pendidikan hingga 30%-50%.
Apalagi? Berikutnya adalah kita benar-benar mengurangi aksesoris dalam pengeluaran sekolah. Keindahan itu penting, tapi ketika biaya keindahan itu hampir sama dengan kekuatan maka sebenarnya kita telah mengeluarkan biaya yang tidak diperlukan.
Nah, jadi menurut saya akan menjadi sebuah utopi jika kita ingin sekolah murah tapi belum memikirkan 2 hal yang saya bahas di akhir tulisan ini. Pengelolaan dana abadi dan mengurangi biaya untuk aksesoris.
Masjid Ash-shobirin Surabaya, 1 Juni 2019
Rizqi Tajuddin
#BabahAca
Sebelum mengatakan murah dan mahal, alangkah baiknya kita melihat komponen apa saja yang dikeluarkan dalam operasional sekolah.
Komponen terpenting adalah kesejahteraan guru berupa gaji, THR dan tunjangan kesehatan serta tunjangan hari tua.
*Kedua* adalah komponen operasional bulanan berupa listrik, internet, air, dan biaya jasa bulanan lainnya.
*Ketiga* adalah komponen program sekolah yang bisa berupa program kegiatan siswa maupun kegiatan orang tua berupa parenting maupun family gathering.
*Keempat* adalah komponen biaya upgraiding guru atau SDM. Yang bisa saja berupa pelatihan di luar sekolah atau in house training dengan mendatangkan pemateri dari luar.
*Kelima* adalah komponen fasilitas sekolah yang bisa berupa gedung dan perawatannya, buku perpustakaan, alat pembelajaran, mebeler dan lain-lain yang biasanya ini masuk dalam pengeluaran tahunan.
Nah, kira-kira kelima komponen inilah yang menjadi acuan pembiayaan di sebuah sekolah.
Untuk sekolah seperti sekolah kita yang satu kelas maksimal 20-25 siswa dengan 2 orang guru, tentu ini akan menjadi sekolah yang padat karya. Perlu tenaga yang rasionya 1:5 hingga 1:7 antara karyawan dan murid. Artinya, jika UMP di daerah tersebut 3 juta, dan biaya SPP 70% untuk kesejahteraan guru n karyawan dan 30% untu operasional, maka SPP yang realistis adalah antara 1 - 1,5 juta per bulan. Mahal? Tentu jika dibandingkan sekolah-sekolah lain yang bisa per kelaa 30-35 siswa dengan 1 orang guru. Ini baru biaya SPP.
Lalu, ada komponen biaya yang biasa dibayarkan di awal masuk. Uang gedung atau apalah namanya. Bagi saya, membuat kelas perlu kokoh dan long life dan sedikit perawatan agar bisa menekan biaya di kemudian hari, tapi akan mahal di awal pendirian. Mahal? Perlu dihitung memang. Namun, kita bisa menghindari operasional yang mahal dengan bahan yg simple, sederhana, sedikit listrik dan sedikit oerawatan. Sayangnya, banyak dari kita sibuk pada asesoris hingga kadang biaya untuk aksesoris itu hampir sama dengan biaya esensi sebuah sekolah.
Nah, bisakah sekolah murah? Relatif. Bisa jika kita mampu mencari income di luar biaya murid. Misal investasi, usaha dan lain-lain. Yang benar serius dikelola. Jangan sampai kita membuat sekolah murah dan kita jumawa dengan itu, tapi dampaknya pada kesejahteraan guru.
Ada 2 lembaga oendidikan besar di dunia ini yang bisa dipelajari bagaimana mereka mengelola dana waqaf/dana abadinya. Yakni Al-azhar Cairo yang bisa menggrratiskan seluruh biaya pendidikan dan Harvard di Amerika yang bisa menekan biaya pendidikan hingga 30%-50%.
Apalagi? Berikutnya adalah kita benar-benar mengurangi aksesoris dalam pengeluaran sekolah. Keindahan itu penting, tapi ketika biaya keindahan itu hampir sama dengan kekuatan maka sebenarnya kita telah mengeluarkan biaya yang tidak diperlukan.
Nah, jadi menurut saya akan menjadi sebuah utopi jika kita ingin sekolah murah tapi belum memikirkan 2 hal yang saya bahas di akhir tulisan ini. Pengelolaan dana abadi dan mengurangi biaya untuk aksesoris.
Masjid Ash-shobirin Surabaya, 1 Juni 2019
Rizqi Tajuddin
#BabahAca
Komentar
Posting Komentar