Langsung ke konten utama

83. Apa Judulnya ?




Petang tadi, saya memesan taksi melalui apps. Muncul nama penjemputnya adalah Rivai. Tak sampai 5 menit mobil yang jemput tiba di Warung Mie Aceh di daerah Tawanjuka kota Palu.
Kubuka pintu mobil dan sang sopir menyapa dengan mengucapkan selamat malam. Mobil ini bersih, harum dan ada gantungan kaligrafi kecil bertulis lafaz Allah.

"Bapak asal dari mana ?" sapaan standar saya jika bepergian ke luar pulau Jawa.

"Daerah Minahasa pak. " jawab beliau dengan logat Sulawesi yang kental.

"Asli daerah minahasa pak ?" tanya saya lagi.

"Iya pak. " jawabnya

" Apa suku daerah sana pak ? "

"Kalau suku sih Jawa pak ....." jawab bapak itu.

Dan lalu beliau bercerita bahwa beliau ada keturunan kelima dari pasukan Kyai Mojo dan Pangeran Diponegoro yang dibuang Belanda pada tahun 1830 pasca kekalahan perang pasukan Diponegoro.

64 orang yang dibuang Belanda waktu itu ke daerah Minahasa. Dan semuanya laki-laki. Tak ada perempuan atau istri para pasukan itu.

Para pasukan itu kemudian menikah dengan para wanita Minahasa dan mengislamkannya. Semua tercatat di buku silsilah mereka menurut sopir taksi online ini.

"Jadi, nama moyang Bapak siapa pak ?" tanya saya

"Ahmad Rivai nama moyang saya pak. " jawab beliau.

Tak ada nama Jawa dari moyang sopir ini. Karena menurutnya, Ahmad Rivai memang awalnya bukan dari Jawa, tapi dari Timur Tengah. Dan kemudian mendirikan pssantren di daerah Kendal Jawa Tengah.

Di aplikasi, nama belakang sopir tersebut Rivai. Diambil dari nama moyangnya. Yang kemudian menjadi nama famili di semua keturunan Ahmad Rivai. Tentu bagi oramg Jawa ini tak lazim. Tapi menjadi biasa untuk suku minahasa dan keturunan timur tengah.

Menariknya, bapak ini tetap menceritakan silsilah dan sejarah moyangnya ke anak-anaknya. Ada buku silsilah keluarga katanya.

Menarik mendengar kisah-kisah seperti ini. Jika keluarga Rivai di Sulawesi masih memegang kuat kisah silsilah mereka, bagaimana dengan kisah keluarga Anda ?

Palu, 25 Juli 2019

Rizqi Tajuddin
#BabahAca

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15. Tentang Tim Penagak Disiplin Sekolah

Di beberapa sekolah ada Tim yang bertugas untuk menegakkan disiplin di lingkungan sekolah. Biasanya, tim ini dipilih oleh guru dari beberapa siswa yang memiliki kriteria tertentu. Bisa karena perilakunya yang baik, menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dan lain sebagainya. Tugas dari tim ini bermacam-macam, masing-masing sekolah memiliki perbedaan. Ada yang bertugas mencatat kesalahan yang dilakukan siswa, menegur siswa yang masbuk dalam shalat, yang bermain-main dalam shalat,ada juga yang hanya tugasnya memotivasi anak lain atau menjadi model bagi anak lain. Disiplin bagi anak bukanlah perkara membalik telapak tangan. Displin bagi anak adalah proses jangka panjang yang dipengaruhi banyak faktor. Rumah, sekolah, lingkungan, teman dan banyak hal lain yang bisa mempengaruhi perilaku anak. Kalau sekarang, mungkin TV, gadget dan game perlu dimasukkan dalam hal yang mempengaruhi anak.Bahkan, benda-benda itu kadang lebih dominan dalam mempengaruhi perilaku anak dibandingkan orang t

97. Saatnya Kita Berbenah

Mengapa Masih Terjadi Kekerasan dalam Sekolah Saya menulis ini bukan ingin menunjuk dan menyalahkan pihak-pihak yang berada sebagai stake holder. Tapi ini murni agar kita bisa refleksi dan memperbaiki ini semua. Saya melihat, ada 4 hal yang harusnya menjadi perhatian. Pertama, msalah pola asuh Bahwa tak bisa dipungkiri, bahwa sudah sangat banyak yang penelitian yang menyimpulkan bahwa pola asuh sangat berhubungan dengan perilaku manusia. Anak yang diasuh dengan pengasuhan yang patut akan tumbuh dengan jiwa yang lebih sehat, sebaliknya dengan anak yamg diasuh dengan keras dan pengabaian memyebabkan anak lebih rapuh. Bisa cenderung pasif, bisa pula sangat agresif. Dan sayangnya, masalah utama ini belum menjadi perhatian serius kita. Hampir tak ada kurikulum kita yang menyiapkan anak untuk menjadi orang tua. Begitu juga di sekolah, tak banyak sekolah yang mengadakan parenting secara rutin. Kedua, masalah pengetahuan guru tentang ilmu anak, jiwa dan keguruan. Masih ada guru-gu

16. Rapor Deskripsi

Rapor deskripsi sebenarnya sudah mulai sejak 2006. Sejak diperlakukan kurikulum 2006 seharusnya rapor sudah dalam bentuk deskripsi. Namun, sedikit sekali sekolah yang menerapkan rapor deskripsi sejak tahun 2006. Banyak hal mengapa belum diterapkan. Salah satunya adalah kesulitan dalam membuatnya. Perlu energi ekstra dan pelatihan dan evaluasi yang terus menerus. Proses edit dari kepala sekolah atau wakil sekolah dalam hal tata bahasa dan kepatutan juga menjadi hal yang penting. Saya ingin berbagi mengenai rapor deskripsi yang telah kami lakukan di Sahabat Alam. Rapor deskripsi ini kami bikin sejak awal sekolah ini berdiri tahun 2010. Dan terus mengalami perbaikan setiap semester. Di tulisan ini saya akan berbagi sedikit tentang apa yang dilakukan di Sahabat ALam Palangka Raya. Tentu masih banyak juga kekurangan yang kami lakukan. Silahkan beri masukan tulisan ini. Selamat menikmati 1. Rapor harusnya menggambarkan secara gamblang bagaimana kondisi capaian anak. Jadi ketika orang t