Langsung ke konten utama

99. Kalio Udang dan Transfer

Bang, jangan lupa

Pagi ini berangkat lagi dengan kereta Probowangi dari Bangil ke Jember. Ada diskusi dengan guru-guru di sana.
Pagi ini ingin sekali membawa bekal makanan yang sudah kumasak untuk keluarga. Memang sudah jadi kebiasaan, jika saya akan pergi keluar kota, saya akan memasak beberapa resep agar istri bisa fokus mengasuh anak, gak sibuk dengan urusan dapur. Jadi, dia cukup memanaskan dan menambah lauk dengan menggoreng tempe atau tahu.
3 masakan yang sudah kumasak hari Rabu itu (pastinya disimpan di kulkas ya) belum satupun yang kumakan. Jadi ingin sekali membawa bekal itu untuk makan di kereta api.
"DIK, bisa siapin bekal Abang ?" Pintaku. "Gak usah dipanasin, masukin aja balado tongkol dan Kalio udang itu dalam wadah dengan nasi panas, nanti juga hangat makanan itu"
"GPP bang biar kupanasi aja, biar lebih enak."
Wah, luar biasa sekali istriku pagi ini. Sambil memanaskan makanan, ternyata dia juga siapkan Milo hangat di botol minum. Dahsyat kan.
Disiapkannya semua dengan rapi dan apik. Tak lupa sendok dan plastik pembungkus untuk menghindari jika tempat makan bocor. Ah, surga dunia ini.
Semua bekal itu dimasukkannya ke dalam tas dan dia tutup tas itu. Lengkap sudah.
Dia cium tanganku, dia antar aku ke pintu rumah. Dan tak lupa dia katakan, "hati-hati bang."
Nyaris sempurna kataku dalam hati. Hampir saja aku menangis haru di depannya, hingga sebelum dia kemudian katakan,. "BANG, JANGAN LUPA TRANSFER YA KE REKENINGKU"
OH Mak ai. Sama semua ternyata perempuan di dunia ini. Selalu ada kata transfer di balik Kalio udang yang dihangatkan.

Kereta api Probowangi
Bangil-Jember

Babah Aca

Nb : Cerita ini hanya imajiner. Gak ada maksud untuk menyangkut-pautkan dengan pihak berwenang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15. Tentang Tim Penagak Disiplin Sekolah

Di beberapa sekolah ada Tim yang bertugas untuk menegakkan disiplin di lingkungan sekolah. Biasanya, tim ini dipilih oleh guru dari beberapa siswa yang memiliki kriteria tertentu. Bisa karena perilakunya yang baik, menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dan lain sebagainya. Tugas dari tim ini bermacam-macam, masing-masing sekolah memiliki perbedaan. Ada yang bertugas mencatat kesalahan yang dilakukan siswa, menegur siswa yang masbuk dalam shalat, yang bermain-main dalam shalat,ada juga yang hanya tugasnya memotivasi anak lain atau menjadi model bagi anak lain. Disiplin bagi anak bukanlah perkara membalik telapak tangan. Displin bagi anak adalah proses jangka panjang yang dipengaruhi banyak faktor. Rumah, sekolah, lingkungan, teman dan banyak hal lain yang bisa mempengaruhi perilaku anak. Kalau sekarang, mungkin TV, gadget dan game perlu dimasukkan dalam hal yang mempengaruhi anak.Bahkan, benda-benda itu kadang lebih dominan dalam mempengaruhi perilaku anak dibandingkan orang t...

16. Rapor Deskripsi

Rapor deskripsi sebenarnya sudah mulai sejak 2006. Sejak diperlakukan kurikulum 2006 seharusnya rapor sudah dalam bentuk deskripsi. Namun, sedikit sekali sekolah yang menerapkan rapor deskripsi sejak tahun 2006. Banyak hal mengapa belum diterapkan. Salah satunya adalah kesulitan dalam membuatnya. Perlu energi ekstra dan pelatihan dan evaluasi yang terus menerus. Proses edit dari kepala sekolah atau wakil sekolah dalam hal tata bahasa dan kepatutan juga menjadi hal yang penting. Saya ingin berbagi mengenai rapor deskripsi yang telah kami lakukan di Sahabat Alam. Rapor deskripsi ini kami bikin sejak awal sekolah ini berdiri tahun 2010. Dan terus mengalami perbaikan setiap semester. Di tulisan ini saya akan berbagi sedikit tentang apa yang dilakukan di Sahabat ALam Palangka Raya. Tentu masih banyak juga kekurangan yang kami lakukan. Silahkan beri masukan tulisan ini. Selamat menikmati 1. Rapor harusnya menggambarkan secara gamblang bagaimana kondisi capaian anak. Jadi ketika orang t...

106. Design Thinking/Design Sprint for Education

Yang tidak pernah berubah adalah perubahan itu sendiri. Sering kita mendengar kata-kata magic ini. Perubahan adalah bagian dari kehidupan memang. Punahnya hewan yang ada di alam ini adalah karena hewan tersebut tidak bisa melakukan perubahan di kondisi yang ada. Dan memang itulah fitrah mereka. Sedangkan kita, manusia, adalah makhluk yang paling bisa beradaptasi dengan perubahan. Manusia diberi akal untuk itu. Nah, tapi kita juga sering melihat perusahaan atau usaha akhirnya gagal beradaptasi dan akhirnya gagal pula melanjutkan kiprahnya.Namun, ada juga usaha yang sudah berusia ratusan tahun, tapi kita melihat masih eksis dan terlihat masih menggunakan model aslinya. Tapi benarkah tidak ada perubahan sama sekali sehingga usaha tersebut bisa bertahan ? Ternyata tidak juga, Mereka tetap melakukan inovasi, meski kadang inovasinya bukan di produknya, tapi bisa jadi di marketingnya, kemasannya, manajemennya dan hal-hal lainnya.  Saya ambil contoh Montessori, mereka menggunakan kurikulum...