Gaza : Bun bunda, 6 Juni ini kan aku 6 tahun. Bunda belum bisa ke sini ya?
Bunda : Belum Ga, tapi bunda kirimin kado lho
Gaza : Apa bun ?
Bunda : Mobil remote
Gaza : Aku maunya Kinderjoy aja
Bunda : Lho, kenapa?
Gaza : Iya, bunda biasanya beliin aku kinderjoy di Stasiun Gubeng
Ini adalah sekelumit dialog kerinduan Gaza pada bunda beberapa hari lalu, yang membuat leher saya merasa tercekik, sedih dan haru karena Gaza bisa asertif mengungkapkan perasaannya.
Gaza memang berkali-kali menyatakan rindu sekali dengan Bunda.
"Segini yah ." Begitu dia menunjukkan rindunya dengan meletakkan telapak tangan kiri di bawah perut dan telapak tangan kanan di atas kepala, hampi setiap malam menjelang tidurnya. Kadang ingin memeluk ayah sebelum tidur dan mengatakan, "Ayah, aku rindu bunda" dan kemudia dia tidur di tempatnya.
Berkali-kali pula Gaza mengatakan, kapan corona selesai. Ingin sekali dia bertemu Bunda jika pandemik ini selesai. Kinderjoy adalah simbol kerinduannya. Bukan pada kinderjoy sebenarnya, tapi dari proses pembeliannya, proses pergi bersama bunda di stasiun Gubeng dan hal-hal bersama lainnya.
Di sisi lain, berkali-kali pula Bunda mengunkapkan kerinduannya pada keluarga. Pada 3 orang anak yang sudah kembali ke Palangka Raya sejak Januari 2020, sedangkan Bunda berencana kembali setelah lulus dari kuliah spesialisnya bulan pertengahan 2020 atau akhir 2020, rencananya, sebelum adanya pandemik ini.
"Aku rindu sekali ama anak-anak."
"Hidupku hanya kos dan rumah sakit, ini pun jika diminta menangani pasien covid, bisa jadi akan diminta keluar kos oleh pemilik kos. Mereka khawatir. Aku paham sih kekhawatiran mereka."
Saya akhirnya memahami gregetannya pada petugas kesehatan pada masyarakat yang "cengkal". Dengan alasan melow, masyarakat kumpul-kumpul, kunjung sana, kunjung sini, shalat di majid dan ied tanpa protokol yang jelas, menuduh ini hanya konspirasi rumah sakit untuk memperkaya diri, jalan-jalan di mall, makan-makan di cafe dan kegiatan lain yang melanggar protokol covid19. Bahkan ada yang memalsukan surat dokter agar bisa pulang kampung.
Petugas kesehatan juga manusia, mereka bukan robot yang punya jiwa dan perasaan. Mereka bisa lelah dan burn out pada tugas-tugasnya.
Gaza dan bunda, mewakili banyak keluarga petugas kesehatan yang bertugas di RS menjadi garda
terakhir covid19 ini. Garda terdepan harusnyalah masyarakat yang taat dan pemerintah yang tegas pada aturan.
Malam ini, Gaza berkata, "Ayah, aku peluk ayah ya. . Aku mimpi bunda aja ya yah malam ini. Mimpi jalan-jalan dan beli kinderjoy. Ayah, aku ingin Bunda di sini"
Menteng - Palangka Raya, 1 Juni (menjelang ulang tahun Gaza) 2020
Rizqi Tajuddin
#BabahAca
Semoga cepat selesai sekolahnya.
BalasHapus