Langsung ke konten utama

5. Arti Kebahagiaan


Bahagia dunia akhirat sering orang berkata seperti itu ketika ditanya apa keinginanannya. Bahagia dan kebahagiaan adalah sesautu yang sulit diukur dengan kuantitatif atau ukuran yang baku. Bahagia itu letaknya ada di kalbu, sesuatu yang sangat abstrak. Sulit ngukurnya. Tapi biasanya bisa dilihat dengan ekspresi wajah, perilaku dan sikapnya pada lingkungan. Orang-orang yang bahagia biasanya ramah, murah senyum dan sikapnya bersahabat dengan lingkungan atau orang lain. Kebahagiaan biasanya adalah klaim pribadi, karena yang bisa merasakan langsung adalah pribadi yang bersangkutan, orang lain atau lingkungan hanya mendapat efeknya, bukan rasanya.

Sekarang, di sekolah-sekolah, bahagia telah dimonopoli oleh guru, kepala sekolah, yayasan, dinas pendidikan dan pemangku kebijakan pendidikan lainnya. Orang tua menjadi salah satunya juga. Murid tidak bisa lagi mendefinisikan kebahagiaan, mereka bukanlah pengambil kesimpulan tentang kebahagiaan bahkan untuk dirinya sendiri. Orang dewasalah yang menentukan bahagia seperti apa tanpa pernah menanyakan pada anak apakah mereka bahagia atau tidak.

Sekarang kebahagian menurut orang dewasa adalah lulus UN dengan nilai terbaik maka sekarang sekolah berlomba-lomba agar murid-muridnya mendapat nilai terbaik di UN dengan segala cara. Drilling soal, remedial, hafalan-hafalan yang banyak, PR-PR yang menumpuk, LKS yang banyak, bahkan sekolah mengeluarkan uang yang banyak untuk membayar konsultan untuk UN. Satu yang tidak ditanyakan, apakah anak-anak bahagia dengan itu semua?

Kebahagiaan sekarang adalah ketika anak sudah menguasai bahasa asing di usia dininya. Maka banyak sekolah yang telah mengajarkan bahasa asing sejak usia dini bahkan ketika bahasa ibunya belum dapat dikuasai anak dengan baik. Sekolah membayar mahal untuk dapat mendapat soal-soal, buku paket dengan brand international. Sekali lagi, satu hal yang tidak ditanyakan, apakah mereka bahagia dengan itu semua? Bahasa seharusnya diajarkan sesuai dengan tahapan perkembangannya, anak usia dini harusnya menguasai bahasa ibunya dahulu agar dia dapat berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya secar baik, dan ini akan membuatnya bahagia karena komunikasi yang baik antara AUD dengan lingkungan akan membuatnya berharga dan bahagia.

Definisi bahagia sekarang adalah ketika anak mempunyai prestasi juara di berbagai ajang kompetisi. Maka sekarang sekolah rajin mengirim murid-muridnya berkomptesi, apapun kompetisinya. Dari seni hingga akademis. Guru, orang tua dan pejabat bangga ketika melihat piala-piala mampir dan bertengger di lemari-lemari pajangan. Mereka tidak pernah menanyakan apakah anak bahagia atau tidak. Mereka juga tidak pernah berpikir bagaimana dampak dari yang kalah dari kompetisi. Sekolah, guru, orang tua dan pejabat sekarang menari-nari bahagia di atas tarian anak-anak mereka. Tanpa pernah bertanya, mengapa mereka menari dengan wajah muram dan tanpa senyum? Tapi itu bukanlah hal penting lagi bagi orang dewasa, karena senyum dan keramahan bukanlah hal yang lebih penting dari lulus UN, jura-juara, kemampuan bahasa asing. Mengapa? Karena dengan senyum tidak bisa mendapatkan piala dan sertifikat yang dapat ditunjukkan pada orang lain. Senyum bukanlah sesuatu yang dapat diukur katanya, lulus UN dapat diukur kualitasnya. Entahlah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15. Tentang Tim Penagak Disiplin Sekolah

Di beberapa sekolah ada Tim yang bertugas untuk menegakkan disiplin di lingkungan sekolah. Biasanya, tim ini dipilih oleh guru dari beberapa siswa yang memiliki kriteria tertentu. Bisa karena perilakunya yang baik, menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dan lain sebagainya. Tugas dari tim ini bermacam-macam, masing-masing sekolah memiliki perbedaan. Ada yang bertugas mencatat kesalahan yang dilakukan siswa, menegur siswa yang masbuk dalam shalat, yang bermain-main dalam shalat,ada juga yang hanya tugasnya memotivasi anak lain atau menjadi model bagi anak lain. Disiplin bagi anak bukanlah perkara membalik telapak tangan. Displin bagi anak adalah proses jangka panjang yang dipengaruhi banyak faktor. Rumah, sekolah, lingkungan, teman dan banyak hal lain yang bisa mempengaruhi perilaku anak. Kalau sekarang, mungkin TV, gadget dan game perlu dimasukkan dalam hal yang mempengaruhi anak.Bahkan, benda-benda itu kadang lebih dominan dalam mempengaruhi perilaku anak dibandingkan orang t

97. Saatnya Kita Berbenah

Mengapa Masih Terjadi Kekerasan dalam Sekolah Saya menulis ini bukan ingin menunjuk dan menyalahkan pihak-pihak yang berada sebagai stake holder. Tapi ini murni agar kita bisa refleksi dan memperbaiki ini semua. Saya melihat, ada 4 hal yang harusnya menjadi perhatian. Pertama, msalah pola asuh Bahwa tak bisa dipungkiri, bahwa sudah sangat banyak yang penelitian yang menyimpulkan bahwa pola asuh sangat berhubungan dengan perilaku manusia. Anak yang diasuh dengan pengasuhan yang patut akan tumbuh dengan jiwa yang lebih sehat, sebaliknya dengan anak yamg diasuh dengan keras dan pengabaian memyebabkan anak lebih rapuh. Bisa cenderung pasif, bisa pula sangat agresif. Dan sayangnya, masalah utama ini belum menjadi perhatian serius kita. Hampir tak ada kurikulum kita yang menyiapkan anak untuk menjadi orang tua. Begitu juga di sekolah, tak banyak sekolah yang mengadakan parenting secara rutin. Kedua, masalah pengetahuan guru tentang ilmu anak, jiwa dan keguruan. Masih ada guru-gu

16. Rapor Deskripsi

Rapor deskripsi sebenarnya sudah mulai sejak 2006. Sejak diperlakukan kurikulum 2006 seharusnya rapor sudah dalam bentuk deskripsi. Namun, sedikit sekali sekolah yang menerapkan rapor deskripsi sejak tahun 2006. Banyak hal mengapa belum diterapkan. Salah satunya adalah kesulitan dalam membuatnya. Perlu energi ekstra dan pelatihan dan evaluasi yang terus menerus. Proses edit dari kepala sekolah atau wakil sekolah dalam hal tata bahasa dan kepatutan juga menjadi hal yang penting. Saya ingin berbagi mengenai rapor deskripsi yang telah kami lakukan di Sahabat Alam. Rapor deskripsi ini kami bikin sejak awal sekolah ini berdiri tahun 2010. Dan terus mengalami perbaikan setiap semester. Di tulisan ini saya akan berbagi sedikit tentang apa yang dilakukan di Sahabat ALam Palangka Raya. Tentu masih banyak juga kekurangan yang kami lakukan. Silahkan beri masukan tulisan ini. Selamat menikmati 1. Rapor harusnya menggambarkan secara gamblang bagaimana kondisi capaian anak. Jadi ketika orang t