Langsung ke konten utama

25. "Pak, samplenya hilang " (tsaura 2)

Sejak Rabu malam tanggal 27 Februari 2013 kondisi Tsaura sudah mulai tak sadarkan diri, Koma mungkin. Perih rasanya melihat kondisi Tsaura saat itu. Tak ada yang bisa kami perbuat selain berdoa dan mempercayakan sepenuhnya pada tindakan yang dilakukan oleh para dokter dan petugas medis lainnya. Hanya itu yang bisa kami lakukan.
Setiap waktu shalat kami selalu meluangkan waktu berdoa untuk kebaikan Tsaura, jika memang kematian lebih baik dari hidupnya segeralah cabut ruhnya, namun jika kehidupannya memang akan lebih baik segeralah sembuhkan Tsaura.
Kamis pagi, seusai shalat shubuh di masjid RS Soetomo saya beli sarapan pagi di sekitaran rumah sakit. Sarapan pagi untuk saya dan istri. Dan biasanya saya antar makanan itu ke ruangan di mana Tsaura dirawat, istri menjaga Tsaura di sana. Dan biasanya kami akan berbincang tentang apa saja, karena hanya waktu-waktu itulah saya bisa berinteraksi dengan istri. Karena memang Tsaura dirawat di ruangan yang tak semua orang boleh dengan mudah keluar masuk. Beberapa kali kami ditegur. Kepala perawat di ruang itu sampai berkata, "Nanti dibikinkan retribusi aja, buat PAD. Banyak sekali yang keluar masuk." He he he, memang selayaknya kami ditegur, karena merasa alumni kampus itu, teman-teman istri banyak yang datang dan kadang ngobrol ngalor ngidul, mungkin sambil melepas kangen dengan istri saya. Jadi ketika giliran saya ingin masuk ke ruangan, saya sudah merasa malu karena teguran-teguran itu. Nah, pagi hari biasanya kepala perawat belum datang. Jadi masih bisa ngobrol bahkan sempat juga telpon ke abang-abangnya Tsuara yang kami titipkan di Bangil.
Pagi itu selepas antar makanan dan ngobrol, biasanya saya balik lagi ke masjid. Mandi dan istirahat lagi di sana. Kadang sambil baca koran atau majalah, atau pergi ke warnet untuk buka FB dan update status.
Namun Kamis pagi itu, saya hanya diam di masjid.
Sekitar pukul 9 ada telpon masuk ke HP saya. Saya lihat, nomer kalimantan. Siapa yang telpon ? Karena kalau teman dan kerabat saya, sudah tahu bahwa saya tak menerima telpon atau sms. Karena pasti kami akan capek menjawab satu persatu pertanyyaan tentang kondisi Tsuara. maka dari itu, saya selalu update status terbaru kondisi Tsaura di Fb agar tak ada lagi pertanyaan di hp (dan waktu itu HP saya bukan smart phone, jadi updateny ya ke warnet).
"Selamat pagi pagi, saya Pak Fulan dari Dinkes Kalteng bla bla bla .."
Oh ya saya baru ingat. Ketika masih dirawat di Palangka Raya, ada petugas dari dinas kesehatan Kalteng yang datang ke RS tempat Tsaura dirawat. Karena ada informasi bayi yang lumpuh layu, maka secara aturan akan diambil sample tinjanya untuk diteliti apakah karena polio atau lainnya. Ini prosedur dari WHO.
Begitu juga ketika hari kedua di RS Soetomo, ada petugas dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang datang ke ruangan Tsauara. Tapi karena kami sampaikan bahwa sampel sudah diambil di Palangka, maka mereka tak jadi mengambil sampel lagi.
"iya pak ada yang bisa saya bantu ?" tanya saya pada petugas dinas kalimantan tengah itu melalui HP saya.
"Pak, saya sudah 30 tahun menjalankan tugas ini. Dan selama ini sampel saya kirim melalui agen pengiriman yang sama, yang selalu menjadi langganan kami mengirim sampel ke Jakarta pak. Saya yang ambil sendiri, saya yang packing sendiri dan saya sendiri yang antar ke jasa pengiriman. Saya packing dengan rapi dengan prosedur yang sesuai dengan WHO pak." lanjut bapak itu dijung telpon.
"Iya pak. terus apa masalahnya, ada apa gerangan bapak telpon saya pagi ini. Sampel anak saya kan 2 pekan lalu bapak sudah ambil." kata saya
"Iya pak. Box yang saya kirim bahkan sudah sampai pak di Lab milik kementerian di Jakarta. Tapi pak, mohon maaf, boxnya nyampe, kotak samplenya sampai dan masih terpacking. Tapi tinja anak bapak hilang." lanjut bapak itu dan bahkan memohon untuk minta sample lagi
Saya menahan tertawa. kok bisa tinja hilang. Lha emang Tsaura anaknya presiden yang tinjanya bisa dijadikan untuk teori konsiprasi. Atau anak pengusaha sukses yang ingin dicuri datanya. Saya ini orang biasa. Lha kok bisa tinja anak saya hilang.
Entah lucu atau tidak, yang pasti seharian itu saya tertawa terbahak-bahak sendiri membayangkan orang iseng yang ambil sampel itu, pakai apa ngambilnya, untuk apa dll. bahkan ketika istri saya telpon, dia juga tertawa terbahak-bahak hingga dilihat oleh penunggu pasien lain di ruangan.
Oh ada juga hiburan yang kami dapat selama menunggu sakitnya Tsaura.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15. Tentang Tim Penagak Disiplin Sekolah

Di beberapa sekolah ada Tim yang bertugas untuk menegakkan disiplin di lingkungan sekolah. Biasanya, tim ini dipilih oleh guru dari beberapa siswa yang memiliki kriteria tertentu. Bisa karena perilakunya yang baik, menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dan lain sebagainya. Tugas dari tim ini bermacam-macam, masing-masing sekolah memiliki perbedaan. Ada yang bertugas mencatat kesalahan yang dilakukan siswa, menegur siswa yang masbuk dalam shalat, yang bermain-main dalam shalat,ada juga yang hanya tugasnya memotivasi anak lain atau menjadi model bagi anak lain. Disiplin bagi anak bukanlah perkara membalik telapak tangan. Displin bagi anak adalah proses jangka panjang yang dipengaruhi banyak faktor. Rumah, sekolah, lingkungan, teman dan banyak hal lain yang bisa mempengaruhi perilaku anak. Kalau sekarang, mungkin TV, gadget dan game perlu dimasukkan dalam hal yang mempengaruhi anak.Bahkan, benda-benda itu kadang lebih dominan dalam mempengaruhi perilaku anak dibandingkan orang t

97. Saatnya Kita Berbenah

Mengapa Masih Terjadi Kekerasan dalam Sekolah Saya menulis ini bukan ingin menunjuk dan menyalahkan pihak-pihak yang berada sebagai stake holder. Tapi ini murni agar kita bisa refleksi dan memperbaiki ini semua. Saya melihat, ada 4 hal yang harusnya menjadi perhatian. Pertama, msalah pola asuh Bahwa tak bisa dipungkiri, bahwa sudah sangat banyak yang penelitian yang menyimpulkan bahwa pola asuh sangat berhubungan dengan perilaku manusia. Anak yang diasuh dengan pengasuhan yang patut akan tumbuh dengan jiwa yang lebih sehat, sebaliknya dengan anak yamg diasuh dengan keras dan pengabaian memyebabkan anak lebih rapuh. Bisa cenderung pasif, bisa pula sangat agresif. Dan sayangnya, masalah utama ini belum menjadi perhatian serius kita. Hampir tak ada kurikulum kita yang menyiapkan anak untuk menjadi orang tua. Begitu juga di sekolah, tak banyak sekolah yang mengadakan parenting secara rutin. Kedua, masalah pengetahuan guru tentang ilmu anak, jiwa dan keguruan. Masih ada guru-gu

16. Rapor Deskripsi

Rapor deskripsi sebenarnya sudah mulai sejak 2006. Sejak diperlakukan kurikulum 2006 seharusnya rapor sudah dalam bentuk deskripsi. Namun, sedikit sekali sekolah yang menerapkan rapor deskripsi sejak tahun 2006. Banyak hal mengapa belum diterapkan. Salah satunya adalah kesulitan dalam membuatnya. Perlu energi ekstra dan pelatihan dan evaluasi yang terus menerus. Proses edit dari kepala sekolah atau wakil sekolah dalam hal tata bahasa dan kepatutan juga menjadi hal yang penting. Saya ingin berbagi mengenai rapor deskripsi yang telah kami lakukan di Sahabat Alam. Rapor deskripsi ini kami bikin sejak awal sekolah ini berdiri tahun 2010. Dan terus mengalami perbaikan setiap semester. Di tulisan ini saya akan berbagi sedikit tentang apa yang dilakukan di Sahabat ALam Palangka Raya. Tentu masih banyak juga kekurangan yang kami lakukan. Silahkan beri masukan tulisan ini. Selamat menikmati 1. Rapor harusnya menggambarkan secara gamblang bagaimana kondisi capaian anak. Jadi ketika orang t