Langsung ke konten utama

29. Anak-anak Surga

"Jangan kejar Sob, jangan. Biarin aja. " teriak Denting dan beberapa temannya melihat Sobri mengejar Fadil.
"Emang kenapa Sobri ngejar Fadil ?" tanya seorang teman pada Denting.
"Fadil ngolok-ngolok Sobri, dia marah. Dia kejar Fadil. Sepertinya mau berkelahi." tegas Denting pada temannya
Saya melihat dari kejauhan. Melihat beberapa teman-teman kecil menghalau Sobri agar tak mengejar Fadil. Sedangkan Fadil lari menuju kelas dan bersembunyi di bawah meja kelas. Sobri gagal dihalau oleh teman-temannya, dan berhasil masuk ke dalam kelas. Dia kejar Fadil dan hampir saja meraih badan Fadil, untungnya Fadil cepat berkelit dan kabur lagi keluar kelas.
Dan, untuk yang kedua kali, teman-teman Fadil menghalangi Sobri agar tak mengejar Fadil. Kali ini mereka berhasil menghalangi Sobri. Dan pertumpahan darah perang saudara di kelas 2 tak terjadi.
Luar biasa saya melihat usaha anak-anak kelas 2 ini. Saya juga melihat Putera dengan bicara terbata-bata mengatakan, "Sudah sob, biarin aja dulu. Jangan marah-marah. Fadil, kamu minta maaf."  Padahal sehari-hari, tak jarang Putera menjadi penyebab percekcokan denagn teman-temannya.
Yazid juga sama, meski sambil bermain bola, matanya tetap memandang ke arah Sobri dan Fadil sambil mengatakan, "Sudah Sob, cukup aja. Gak usah dikejar lagi. Nanti Fadil minta maaf kok."
Yang sangat luar biasa adalah Denting. Dia meyakinkan ke Sobri agar tak mengejar Fadil dan juga meyakinkan Fadil agar minta maaf kepada Sobri. Denting meyakinkan bahwa Sobri gak akan marah dan mengejar lagi jika Fadil minta maaf.
"Sudah minta maaf saja cepat. Biar masalah cepat selesai. Lihat Sobri gak ngejar kami lagi. Cepat. Lihat tangan Sobri sudah mau dimintai maaf" kata Denting sambil meyakinkan Fadil bahwa gestur Sobri sudah sangat meyakinkan tidak akan mengejar dan akan menerima maaf Fadil.
Sengaja saya tidak ikut campur urusan ini, karena saya melihat mereka sudah bisa mengatasi masalahnya sendiri. Tentu ini tidak bim salabim seperti bermain sulap. Ini adalah proses dari pembelajaran yang panjang. Bukan satu atau dua hari saja. Kami tidak ikut campur karena kami sudah memiliki keyakinan bahwa model cara menyelesaikan masalah sudah cukup baik mereka terima selama ini.
Di Sahabat ALam, problem solvingi tak diajarkan sebagai salah satu kegiatan game, tapi langsung aplikasi dari masalah yang mereka hadapi. Kalau kita ambil ibroh dari turunnya Quran dan hadist, hampir sebagian besar turun berdasarkan peristiwa yang terjadi pada para sahabat dan rasul sendiri.
Kami mencontohkan pada mereka bagaimana menyelesaikan masalah ketika ada konflik antar teman. Bukan menghindari konflik karena hal itu sesuatu yang tak mungkin. Konflik adalah bagian dari kehidupan kita, itu natural dalam kehidupan makhluk hidup.
Hari ini saya melihat bahwa apa yang kami contohkan pada mereka hari berjalan sesauai dengan apa yang kami harapkan. Mereka belajar dan hari ini mereka mempraktekkan bagaiamna menyelesaikan konflik itu.
Belajar sesungguhnya bukan di dalam kelas, bukan di papan tulis.
Tapi belajar sesungguhnya adalah ketika anak bisa menyelesaikan masalahnya dengan cara yang sepatutnya.
Belajar sesungguhnya haruslah dekat dengan kehidupan nyata, bukan di awang-awang.
Belajar sesungguhnya haruslah menjadikan mereka anak-anak yang santun dan peduli pada keadaan sekitar.
Belajar bukan hanya sekedar belajar matematika, robot dan sains.
Belajar itu bagaimana menjadikan anak-anak sebagai anak-anak penghuni surga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15. Tentang Tim Penagak Disiplin Sekolah

Di beberapa sekolah ada Tim yang bertugas untuk menegakkan disiplin di lingkungan sekolah. Biasanya, tim ini dipilih oleh guru dari beberapa siswa yang memiliki kriteria tertentu. Bisa karena perilakunya yang baik, menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dan lain sebagainya. Tugas dari tim ini bermacam-macam, masing-masing sekolah memiliki perbedaan. Ada yang bertugas mencatat kesalahan yang dilakukan siswa, menegur siswa yang masbuk dalam shalat, yang bermain-main dalam shalat,ada juga yang hanya tugasnya memotivasi anak lain atau menjadi model bagi anak lain. Disiplin bagi anak bukanlah perkara membalik telapak tangan. Displin bagi anak adalah proses jangka panjang yang dipengaruhi banyak faktor. Rumah, sekolah, lingkungan, teman dan banyak hal lain yang bisa mempengaruhi perilaku anak. Kalau sekarang, mungkin TV, gadget dan game perlu dimasukkan dalam hal yang mempengaruhi anak.Bahkan, benda-benda itu kadang lebih dominan dalam mempengaruhi perilaku anak dibandingkan orang t

97. Saatnya Kita Berbenah

Mengapa Masih Terjadi Kekerasan dalam Sekolah Saya menulis ini bukan ingin menunjuk dan menyalahkan pihak-pihak yang berada sebagai stake holder. Tapi ini murni agar kita bisa refleksi dan memperbaiki ini semua. Saya melihat, ada 4 hal yang harusnya menjadi perhatian. Pertama, msalah pola asuh Bahwa tak bisa dipungkiri, bahwa sudah sangat banyak yang penelitian yang menyimpulkan bahwa pola asuh sangat berhubungan dengan perilaku manusia. Anak yang diasuh dengan pengasuhan yang patut akan tumbuh dengan jiwa yang lebih sehat, sebaliknya dengan anak yamg diasuh dengan keras dan pengabaian memyebabkan anak lebih rapuh. Bisa cenderung pasif, bisa pula sangat agresif. Dan sayangnya, masalah utama ini belum menjadi perhatian serius kita. Hampir tak ada kurikulum kita yang menyiapkan anak untuk menjadi orang tua. Begitu juga di sekolah, tak banyak sekolah yang mengadakan parenting secara rutin. Kedua, masalah pengetahuan guru tentang ilmu anak, jiwa dan keguruan. Masih ada guru-gu

16. Rapor Deskripsi

Rapor deskripsi sebenarnya sudah mulai sejak 2006. Sejak diperlakukan kurikulum 2006 seharusnya rapor sudah dalam bentuk deskripsi. Namun, sedikit sekali sekolah yang menerapkan rapor deskripsi sejak tahun 2006. Banyak hal mengapa belum diterapkan. Salah satunya adalah kesulitan dalam membuatnya. Perlu energi ekstra dan pelatihan dan evaluasi yang terus menerus. Proses edit dari kepala sekolah atau wakil sekolah dalam hal tata bahasa dan kepatutan juga menjadi hal yang penting. Saya ingin berbagi mengenai rapor deskripsi yang telah kami lakukan di Sahabat Alam. Rapor deskripsi ini kami bikin sejak awal sekolah ini berdiri tahun 2010. Dan terus mengalami perbaikan setiap semester. Di tulisan ini saya akan berbagi sedikit tentang apa yang dilakukan di Sahabat ALam Palangka Raya. Tentu masih banyak juga kekurangan yang kami lakukan. Silahkan beri masukan tulisan ini. Selamat menikmati 1. Rapor harusnya menggambarkan secara gamblang bagaimana kondisi capaian anak. Jadi ketika orang t